Pabrik Mobil Pacu Produksi, Bisa Kurangi Masa Inden?

Bisnis.com,21 Jun 2021, 06:49 WIB
Penulis: Muhammad Khadafi
Seorang pekerja di Pabrik Honda America Manufacturing Inc. di Marysville, Ohio. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Perpanjangan periode pembebasa Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil berkubikasi mesin hingga 1.500 cc diperpanjang. Industri otomotif pun bersiap dengan berbagai strategi untuk menggenjot produksi untuk mengurangi  inden, karena permintaan mobil diperkirakan akan terus tumbuh.

"Dengan perpanjangan PpnBM ini, pemesanan kendaraan akan meningkat kembali dan tantangan terbesar kami supaya bisa memproduksi kendaraan semaksimal mungkin agar konsumen dapat menerima secepat-cepatnya," kata Direktur Pemasaran dan Penjualan serta Inovasi Bisnis PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy kepada Antara di Jakarta, Minggu (21/6/2021).

Yusak menjelaskan bahwa sejak diberlakukan relaksasi PPnBM pada Maret 2021, penjualan mobil Honda mengalami peningkatan. Penjualan HPM secara ritel pada Januari sebesar 7.068 unit dan Februari 2021 mencapai 6.018 unit. Kemudian pada Maret dan April penjualan sudah berkisar 10.000 unit. 

Meskipun Mei turun menjadi 8.538 unit,  tetap lebih tinggi dibandingkan dengan Januari dan Februari sebelum relaksasi PPnBM diberlakukan.

"Penjualan Mei turun karena jumlah kerja yang lebih sedikit dari April, karena ada Lebaran," kata Billy.

Mengantisipasi permintaan mobil yang terus tumbuh akibat relaksasi PPnBM diperpanjang, pihaknya melakukan sejumlah strategi, di antaranya menggenjot produksi.

"Strateginya, produksi akan kami lakukan dengan kapasitas penuh mengikuti prokes yang ada dan ketersediaan komponen," kata Billy.

Hal senada dikemukakan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy. Dia mengatakan perpanjangan relaksasi PPnBM otomotif akan membuat pasar mobil di Indonesia bergerak dinamis.

"Secara demand akan lebih baik," ujarnya

Oleh karena itu pihaknya akan mengusahakan produksi mobil Toyota semaksimal mungkin, juga kecepatan logistik dan distribusi agar waktu tunggu penerimaan kendaraan oleh konsumen tidak terlalu lama.

Diakui Anton saat ini rata-rata masa tunggu pengiriman kendaraan mencapai sekitar dua bulan, karena permintaan yang tinggi tidak sebanding dengan kecepatan produksi.

"Produksi bahkan sudah lakukan lembur dan bekerja di akhir pekan," kata Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini