PPKM Diperketat, Industri Tekstil Makin Berdarah-darah

Bisnis.com,22 Jun 2021, 23:20 WIB
Penulis: Ipak Ayu
Pedagang menata kain tekstil dagangannya di Cipadu, Kota Tangerang, Banten, Kamis (16/4/2020). ANTARA.

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri masih menanti tuah kebijakan pengetatan PPKM mikro yang telah dicanangkan selama dua pekan. Kendati tak begitu menhentikan laju perekonomian, bagi industri tekstil kondisi ini cukup mengkhawatirkan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman bahkan membaca sinyal merah dari proyeksi pelaku ritel akan dampak PPKM mikro khususnya peningkatan penutupan tenan dan PHK dalam sebulan ke depan.

Meskipun menurutnya, pengetatan PPKM hanya sebatas win-win solution dari penyelarasan ekonomi dan kesehatan.

"Kalau ritel sudah proyeksi banyak PHK itu sudah sinyal merah buat kami. Jadi tinggal menunggu waktu selanjutnya akan berdampak ke industri, tapi sebenarnya saya belum membaca ketegasan pemerintah," katanya kepada Bisnis, Selasa (22/6/2021).

Rizal menyebut perlu skema penanganan lebih jelas karena yang ada saat ini belum begitu berbeda dengan PPKM sebelumnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Rachmat Hidayat tetap mengapresiasi pemerintah yang terus menjaga produksi sektor esensial. Meski demikian, dampak dari sisi permintaan masih perlu dipantau ke depan.

"Utilisasi kami sudah membaik di level 70 persen, kondisi kami sudah semakin baik dibanding tahun lalu. Paling penting bagi kami adalah kelancaran produksi dan distribusi agar konsumen tidak sulit mendapatkan produk kami," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini