Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan konsumen PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) optimistis pembiayaan baru di sektor roda dua dan multiguna bakal kembali bertumbuh pada semester II/2021.
Direktur Keuangan WOMF Zacharia Susantadiredja menjelaskan prospek ini melandasi penerbitan surat utang baru melalui Obligasi Berkelanjutan IV Tahap 1-2021 senilai Rp500 miliar, bagian dari penawaran umum berkelanjutan obligasi IV WOMF dengan target penghimpunan dana Rp5 triliun.
"Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan IV Tahap 1 yang dibagi menjadi 2 seri, yaitu seri A selama 1 tahun dan seri B selama 3 tahun, akan digunakan sebagai modal kerja Perusahaan dalam aktifitas penyaluran pembiayaan konsumen di semester II/2021," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (22/6/2021).
Masa penawaran awal obligasi ini rencananya akan terlaksana pada 21 Juni 2021 sampai 5 Juli 2021. Pernyataan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diharapkan jatuh pada 16 Juli 2021, sehingga berlanjut ke masa penawaran umum pada 21-23 Juli 2021.
Zacharia menjelaskan lebih lanjut bahwa optimisme ini merupakan buah dari mulai bangkitnya kinerja pembiayaan pada kuartal I/2021, yang notabene memasuki era new normal selepas pandemi Covid-19.
"Tren penyaluran pembiayaan sudah cukup positif, pada kuartal I/2021, WOMF berhasil menyalurkan pembiayaan sebesar Rp822 miliar, atau meningkat 28 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2020," tambahnya.
Sebelumnya, WOMF begitu terdampak pandemi Covid-19 sehingga hanya mampu menyalurkan Rp2,39 triliun atau turun jauh 58,6 persen (year-on-year/yoy) dari capaian 2019 sebesar Rp5,79 triliun.
Penurunan sepanjang 2020 ini terutama disumbang oleh kontraksi kinerja produk-produk andalan WOMF, yaitu pembiayaan motor baru yang turun 70,8 persen (yoy) menjadi Rp790,3 miliar dan pembiayaan motor bekas turun 81,9 persen (yoy) menjadi Rp32,24 miliar.
Sehingga, jumlah unit sepeda motor yang tersalurkan melalui akomodasi kredit WOMF juga tercatat turun jauh dari 355.095 unit pada 2019 menjadi hanya 131.214 unit pada 2020.
Adapun, dari produk pembiayaan multiguna beragunan motor atau MotorKu pun turun 53,7 persen (yoy) ke Rp652,91 miliar, sementara pembiayaan multiguna MobilKu turun 49,8 persen ke Rp752,98 miliar.
Namun demikian, beberapa lini bisnis baru yang tercipta pada 2020 mampu sedikit menolong WOMF dari koreksi lebih dalam. Beberapa di antaranya, yakni fasilitas dana MotorKu (Rp259 juta) dan MobilKu (Rp125,65 miliar), pembiayaan investasi dari sales atau leaseback (Rp11,43 miliar), pembiayaan modal kerja beragunan mobil (Rp15,88 miliar), serta pembiayaan modal kerja sales dan leaseback (Rp12,94 miliar).
Kinerja ini pun membawa WOMF mengalami penurunan piutang pembiayaan kelolaan dari Rp7,74 triliun pada 2019 menjadi Rp4,54 triliun pada 2020, sekaligus penurunan aset dari Rp8,27 triliun ke Rp5,28 triliun.
Oleh sebab itu, Zacharia memproyeksi bangkitnya lini bisnis andalan sesuai proyeksi asosiasi sepeda motor dan membaiknya daya beli masyarakat akibat meredanya pandemi Covid-19, ditambah pertumbuhan dari produk-produk baru WOMF, harapannya membawa perusahaan tumbuh pesat pada tutup buku periode 2021.
"Kami optimis dengan proyeksi penyaluran pembiayaan pada semester II/2021 dapat mencapai Rp2,5 triliun, atau meningkat 38 persen dibandingkan semester I/2021 ini," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel