Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. memperkirakan pertumbuhan penjualan mobil akan tetap dapat meningkat menjadi 39,5% pada 2021 dengan total penjualan sebanyak 742.150 unit. Hal ini utamanya karena kebijakan perpanjangan insentif fiskal diskon. Kendati demikian, masyarakat menengah-bawah masih belum memiliki consumer confidence yang cukup untuk membeli mobil baru.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menyampaikan awalnya perseroan memperkirakan pertumbuhan penjualan mobil 2021 sebesar 39,2% dengan penjualan sebanyak 740.764 unit.
Artinya kebijakan perpanjangan akan meningkatkan penjualan sebesar 1.386 unit. Sebagai perbandingan, pada periode pertama diskon (Maret-Mei 2021), peningkatan penjualan mobil dengan mesin <1500 cc hanya sebanyak 18.304 unit.
"Kami menduga masyarakat menengah-bawah yang merupakan potential buyer untuk mobil dengan kapasitas <1500 cc masih belum memiliki consumer confidence yang cukup untuk membeli mobil baru; selain kemungkinan pendapatannya dalam tekanan akibat kontraksi ekonomi sejak tahun 2020," katanya dalam paparan Analisa Industri Bank Mandiri, Kamis (24/6/2021).
Dia menyampaikan penjualan mobil pada Mei 2021 turun sebesar -30,5% secara bulanan. Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil wholesale yaitu penjualan dari pabrik ke dealer pada Mei 2021 turun sebesar -30,5% secara bulanan dengan penjualan sebanyak 54.815 unit.
Bahkan, penjualan mobil penumpang turun sebesar -27,6% secara bulanan dengan penjualan sebanyak 42.576 unit, dan penjualan mobil niaga turun sebesar -39,1% secara bulanan dengan penjualan sebesar 12.239 unit.
Secara tahunan, penjualan mobil pada Mei 2021 tumbuh 1.443,6% yoy. Bahkan, penjualan mobil penumpang tumbuh 1.866,6% yoy pada Mei 2021 (vs. -96,8% yoy Mei 2020); sedangkan penjualan mobil niaga tumbuh 783,0% yoy (vs. -91,8% yoy Mei 2020).
Pertumbuhan penjualan mobil yang sangat tinggi pada Mei 2021 terjadi karena low based effect akibat penerapan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Mei 2020 yang mengakibatkan penjualan mobil turun sangat dalam dengan unit terjual hanya sebanyak 3.551 unit.
Secara kumulatif, total penjualan mobil pada Januari hingga Mei 2021 tercatat sebesar 320.749 unit, atau tumbuh 29,2% yoy. Secara rinci, penjualan mobil penumpang tumbuh 23,6% yoy pada 5M21 dengan penjualan 236.884 unit. Sementara itu, penjualan mobil niaga tumbuh sebesar 48,1% yoy pada 5M21 dengan penjualan 83.865 unit.
Dampak Diskon PPnBM. Kami melihat selama penerapan diskon PPnBM selama tiga bulan sejak Maret s.d. Mei 2021 cukup mengangkat penjualan mobil ritel (penjualan dari dealer ke konsumen) pada periode tersebut.
Peningkatan penjualan mobil tertinggi terjadi pada segmen mobil dengan kapasitas mesin 1501-2500 cc, yang tumbuh 1.357,5% dari 951 unit pada periode April-Mei 2020 menjadi 13.861 unit pada periode yang sama tahun 2021.
Sementara itu, segmen mobil dengan kapasitas mesin <1500 cc hanya tumbuh sebesar 28,8% dari 63.468 unit pada periode Maret-Mei 2020 menjadi 81.772 unit pada periode yang sama tahun 2021.
Sebagai tambahan, secara total penjualan mobil ritel untuk seluruh mobil penumpang periode Maret-Mei 2021 meningkat menjadi 130.197 unit, atau tumbuh sebesar 130% yoy.
Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang diskon PPnBM 100% untuk pembelian mobil baru dengan kapasitas mesin <1500 cc hingga Agustus 2021. Perpanjangan insentif diskon ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembebasan PPnBM untuk 21 mobil dengan kapasitas mesin <1500 cc dan nilai local purchase ≥70%. Semula, diskon PPnBM menjadi 0% untuk mobil tersebut hanya berlaku dari 1 Maret hingga akhir Mei 2021.
Perpanjangan insentif PPnBM mobil baru ini diusulkan oleh Menteri Perindustrian dan disetujui oleh Menteri Keuangan, bertujuan untuk membangkitkan kembali gairah usaha khususnya sektor industri manufaktur khususnya otomotif di tengah pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel