Covid-19 Varian Delta Mengganas, Australia Perluas Pembatasan Wilayah

Bisnis.com,29 Jun 2021, 06:55 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Patung Gadis Fearless terkesan sedang melihat tanda Tolong Tetap di Rumah di Lapangan Federasi yang kosong pada hari pertama dari lima hari penguncian yang diterapkan di negara bagian Victoria sebagai tanggapan terhadap wabah Covid-19 di Melbourne, Australia (13/2/2021). Antara/Reuters-Sandra Sanders

Bisnis.com, JAKARTA - Australia terus berjibaku menangani penyebaran wabah virus Corona (Covid-19) varian Delta dengan menerapkan pembatasan di seluruh negara bagian dan membuat beberapa kota dikunci (lockdown) untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai.

Penduduk seluruh negara bagian dan teritori, kecuali negara bagian pulau Tasmania, kembali hidup di bawah pembatasan mulai dari penguncian total di Sydney, Darwin, dan Perth, hingga lockdown sebagain di Adelaide dan Canberra.

Meski skala wabahnya kecil dibandingkan dengan yang ada di beberapa negara lain, tetapi orang Australia selama ini termasuk nyaman karena sukses menerapkan protokol kesehatan pada tahap awal. Bahkan pada tahap awal negara itu memberlakukan pembatasan luar biasa bagi warganya untuk kembali atau bahkan meninggalkan negaranya.

Wabah tersebut telah memperbarui pertanyaan tentang program vaksinasi dan fasilitas karantina yang terbatas, yang keduanya merupakan tanggung jawab pemerintah federal.

Australia memiliki salah satu tingkat vaksinasi terendah dari negara maju mana pun, dengan kurang dari lima persen populasi yang divaksinasi penuh. Negara itu hanya memiliki satu fasilitas karantina khusus, yakni dengan menggunakan hotel untuk warga negara lain yang kembali ke Australia.

Perdana Menteri Scott Morrison bertemu dengan para pemimpin negara bagian dan teritori kemarin dan menyetujui serangkaian langkah baru untuk mengawasi penyebaran varian Delta  seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (29/6/2021). Langkah itu termasuk aturan karantina yang lebih ketat serta skema ganti rugi tanpa untuk semua dokter lokal yang menangani vaksin Covid-19.

Skema yang berlaku membuka pintu bagi warga Australia di bawah 40 tahun untuk menerima vaksin Oxford/AstraZeneca jika mereka memintanya. Padahal, saran resmi merekomendasikan Pfizer untuk siapa pun yang berusia 60 tahun ke bawah.

Warga Australia berusia di bawah 40 tahun sejauh ini tidak diperbolehkan untuk divaksinasi karena kekhawatiran akan pembekuan darah selain kekurangan vaksin selain AstraZeneca yang diproduksi secara lokal. Pemerintah telah berinvestasi besar-besaran untuk jenis vaksin tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini