Selektif Biayai Infrastruktur, SMI Fokus Proyek Air Minum dan Telekomunikasi

Bisnis.com,30 Jun 2021, 02:41 WIB
Penulis: Andi M. Arief
Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (15/11/2018)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menyatakan akan selektif dalam melakukan pembiayaan pada proyek-proyek infrastruktur baru pada tahun ini. Proyek yang akan dibiayai perseroan hanya proyek dengan ketahanan dari pandemi Covid-19 yang tinggi.

Direktur Pembiayaan dan Investasi SMI Sylvi J. Gani mengatakan infrastruktur baru yang akan dibiayai adalah infrastruktur telekomunikasi dan air minum. Dengan kata lain, infrastruktur yang akan dibiayai adalah konstruksi pengembangan jaringan telekomunikasi dan sistem penyediaan air minum (SPAM).

"Kami sangat selektif [melakukan pembiayaan pada proyek-proyek baru]. Misalnya telekomunikasi dan proyek-proyek air minum yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat," kata Sylvi dalam Media Meet Up Mid of 2021, Selasa (29/6/2021).

Sylvi menyatakan akan mengincar tujuh proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk menjadi proyek pembiayaan perseroan. Adapun, target pembiayaan tersebut akan dilakukan pada 2021-2022.

Berdasarkan data SMI, proyek SPAM baru berkontribusi sekitar 5,54 persen dari total portofolio perseroan atau sekitar Rp570 miliar.

Adapun, beberapa SPAM yang telah dibiayai SMI hingga Mei 2021 adalah SPAM Jatigede dengan nilai proyek Rp2,79 triliun, SPAM Kamijoro dengan nilai proyek sekitar Rp334 miliar, dan SPAM Kota Pekanbaru senilai Rp735 miliar.

"Yang masku ke pipeline kami kurang lebih ada tujuh proyek air minum yang tersebar di [Pulau] Jawa dan SUmatra. Beberapa direalisasikan tahun ini, tapi beberapa akan direalisasikan tahun depan," katanya.

Sementara itu, setidaknya masih ada satu SPAM lagi yang akan dibiayai SMI di Pulau Jawa, yakni SPAM Regional Pantura. Adapun, perkembangan pembiayaan proyek tersebut kini masih dalam tahap koordinasi awal dengan Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK).

Di sisi lain, Sylvi mengatakan pihaknya telah melakukan relaksasi terhadap debitur eksisting. Adapun, relaksasi yang dimaksud adalah penundaan pembayaran cicilan pokok dan restrukturisasi utang.

Sylvi berujar saat ini arus kas sebagian debitur telah berangsur normal, bahkan mempercepat pembayaran kredit. Adapun, rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) SMI pada Januari-Mei 2021 turun ke level 0,02 persen dari realisasi periode yang sama tahun lalu di posisi 0,12 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini