Dedi Mulyadi: Ada Obat Bisa Sembuhkan Covid Tapi Belum Diakui

Bisnis.com,30 Jun 2021, 16:53 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Ilustrasi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)./Antara

Bisnis.com, BANDUNG — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) didesak untuk memberikan ruang dan prosedur lebih sederhana pada obat-obatan yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Anggota DPR Dedi Mulyadi mengatakan sejauh ini ada obat yang mampu menyembuhkan warga yang terkonfirmasi positif. Obat tersebut juga terbukti menyembuhkan dalam waktu cepat dan nihil efek samping.

Dedi menceritakan pengalamannya saat membantu sejumlah teman dan kolega yang terinfeksi Covid-19. Mereka menurutnya juga diminta untuk tidak isolasi di rumah sakit atau tempat rujukan pemerintah karena akan membebani anggaran.

“Saya juga berkirim obat, buatan teman orang Subang, sampai hari ini sudah lebih dari 10 pasien yang sehat, waktunya cuma tiga hari, asal tidak bercampur dengan antibiotik,” paparnya.

Meski terbukti menyembuhkan dan minus efek samping, Dedi melihat obat-obatan jenis herbal ini akan menghadapi kendala standarisasi dan menutup harapan ini bisa diakui oleh lembaga resmi pemerintah.

Kondisi ini dinilai akan membuat upaya penanganan Covid-19 di Indonesia berjalan lambat sementara perang melawan Covid-19 membutuhkan sumbangsih dari seluruh lapisan.

“Saya pikir negara hari ini butuh kecerdasan orang untuk berpartisipasi. Saat melawan musuh, itu peluru, peluru habis berkelahi pakai pisau, tapi kalau pakai katapel bisa membunuh, ya tidak masalah kan?” ujarnya.

Karena itu Dedi menilai terhadap obat yang terbukti menyembuhkan dan tanpa efek samping, BPOM harus cepat tanggap melakukan analisis dan mengumumkan secara cepat pada khalayak apakah ini layak atau tidak dikonsumsi.

“Jadi dengan upaya ini, BPOM juga memberi banyak ruang untuk penyembuhan, dalam situasi ini akan ada juga yang memanfaatkan situasi, artinya BPOM harus tetap selektif,” katanya.

Jika BPOM sigap dan bisa menyederhanakan prosedur pengujuan terhadap obat-obatan selain menurunkan angka pasien positif, Dedi menyakini akan terjadi efisiensi.

“Ketika ada obat-obatan yang mampu menyembuhkan 4 hari maksimal, itu lebih baik dibanding harus menjadikan hotel sebagai tempat isolasi, isolasi di hotel itu tidak murah,” katanya.

Upaya-upaya extraordinary ini yang dinilai Dedi akan membantu percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia, menurutnya prosedur standar hanya akan memperlambat dan membuat warga putus asa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini