Ada PPKM Darurat, Begini Kata Pengusaha

Bisnis.com,01 Jul 2021, 22:01 WIB
Penulis: Ipak Ayu
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani (kiri) bersama dengan Wakil Ketua Umum Shinta Widjaja Kamdani saat Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) APINDO 2020 yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Rabu (12/8/2020)./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha optimistis masih dapat menjaga momentum pertumbuhan meskipun proyeksi konsumsi akan terjadi kontraksi dalam implementasi kebijakan PPKM Darurat.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan hal itu didukung dengan fakta bahwa masyarakat sudah lebih terbiasa dengan kondisi pandemi yang berjalan lebih dari setahun ini.

Sejalan dengan hal itu, Shinta menyebut transisi pelaku usaha terhadap pandemi juga dinilai sudah semakin baik.

"Sehingga meskipun PPKM diperketat cukup ada optimisme bahwa kita bisa mempertahankan kinerja sepanjang PPKM meskipun ekspektasi pertumbuhannya memang tidak bisa setinggi pada bulan-bulan yang lalu di mana PPKM tidak diperketat," katanya kepada Bisnis, Kamis (1/6/2021).

Menurut Shinta, faktor peningkatan kecepatan vaksinasi nasional dan faktor pasar global yang semakin stabil normalisasi permintaan juga menjadi faktor pendorong kenyamanan pelaku usaha.

Meski demikian, yang pengusaha harapkan dalam kondisi PPKM adalah ruang gerak untuk melakukan kegiatan usaha senormal mungkin dalam kerangka protokol kesehatan (prokes).

"Sedapat mungkin kami harap logistik barang baik domestik dan internasional dapat dipertahankan kelancaranya, perusahaan di zona merah tetapi masih perlu beraktifitas misal untuk mengejar target ekspor dapat diberikan kesempatan tetap beroperasi selama memenuhi aturan prokes," ujarnya.

Selain itu, Shinta juga mengharapkan kegiatan-kegiatan usaha di zona hijau diminta untuk tetap dapat dinormalisasi sepenuhnya dan diberikan dukungan kebijakan seperti fasilitasi perdagangan atau perijinan usaha dan sejenisnya.

Hal itu agar produktifitasnya lebih tinggi dan untuk mengkompensasi produktivitas yang hilang di zona-zona merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Miftahul Ulum
Terkini