Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2021 Dipangkas Jadi 4 Persen

Bisnis.com,05 Jul 2021, 20:15 WIB
Penulis: Dany Saputra
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto saat menerima audiensi dari para pelaku industri film di Jakarta, Jumat (19/3/2021)./Antara/HO-Humas Kemenko Perekonomian.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 menjadi di kisaran 3,7 persen sampai 4,0 persen.

Sebelumnya, Airlangga sempat memperkirakan ekonomi tumbuh sekitar 5,8 sampai 7 persen di kuartal III/2021.

“Diperkirakan di kuartal III terjadi kontraksi, namun relatif masih positif. Mungkin angkanya 3,7 sampai 4 persen,” jelas Airlangga dalam konferensi pers virtual, Senin (5/7/2021).

Sementara itu, dia menyatakan bahwa pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 masih dapat mencapai 7 persen, sesuai dengan target. Pasalnya, PPKM darurat baru diberlakukan di akhir pekan Juni 2021.

Menurut Airlangga yang juga merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), perubahan proyeksi pertumbuhan PDB di kuartal III tidak lepas karena dampak dari kebijakan PPKM darurat yang dilakukan sebagai respon terhadap lonjakan kasus Covid-19 terutama dari varian Delta yang disebut lebih cepat menular.

Selain itu, dilakukannya PPKM darurat di Jawa dan Bali, kata Airlangga, tentunya memengaruhi capaian ekonomi di kuartal III. “Pemerintah terus memonitor khususnya di Jawa dan Bali, di mana 60 persen PDB Indonesia merupakan dari Jawa dan Bali,” katanya.

Adapun, Airlangga menyebut sumber tekanan utama akan berasal dari konsumsi masyarakat yang merupakan penopang pertumbuhan terbesar perekonomian dalam negeri, sebagai imbas dari pembatasan kegiatan masyarakat yang lebih ketat.

Sementara, Airlangga menilai eskpor merupakan andalan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di kuartal III, dilihat dari ekspor Indonesia yang relatif berdasarkan capaian surplus neraca perdagangan selama 13 bulan.

Dia yakin ekspor akan tetap dalam keadaan stabil melihat harga komoditas crude palm oil (CPO), karet, aluminiun, nikel, batubara yang baik, serta permintaan global yang semakin meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini