Rights Issue Jumbo, Saham Bank Permata (BNLI) Sentuh ARA

Bisnis.com,05 Jul 2021, 15:37 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga saham PT Bank Permata Tbk. (BNLI) menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada akhir perdagangan Senin (5/7/2021), setelah perseroan mengumumkan jumlah saham baru yang diterbitkan dan harga pelaksanaan dalam penawaran umum terbatas (PUT) IX dengan skema rights issue.

Harga saham Bank Permata ditutup di level Rp2.600, naik 25 persen atau 520 poin dari harga penutupan sebelumnya. Sepanjang perdagangan hari ini, saham BNLI bergerak di rentang Rp2.080-Rp2.600 dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 6,85 juta saham dan nilai transaksi Rp17,08 miliar.

Dengan kenaikan tersebut, kapitalisasi pasar Bank Permata mencapai Rp72,91 triliun. Sementara dalam sebulan terakhir, saham BNLI naik 28,03 persen.

Saham BNLI yang melejit hingga menyentuh batas ARA, terjadi setelah manajemen perseroan mengumumkan jumlah saham baru yang diterbitkan dan harga pelaksanaan dalam penawaran umum terbatas (PUT) IX dengan skema rights issue.

Dalam prospektus dipublikasikan pada Jumat (2/7/2021), direksi perseroan mengumumkan pelaksanaan PUT IX sebanyak-banyaknya sejumlah 8.138.620.315 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp125 setiap saham. Jumlah tersebut setara dengan 22,49 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUT IX.

Setiap 400.000 saham lama mempunyai 116.089 HMETD, di mana satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru. Harga pelaksanaan rights issue ditetapkan Rp1.347.

Dengan demikian, jumlah dana yang akan diterima perseroan dalam rangka PUT IX sebanyak banyaknya berjumlah Rp10,96 triliun. Jumlah tersebut menjadi yang terbesar di antara emiten bank yang telah menggelar rights issue sampai saat ini.

Berdasarkan data OJK hingga minggu ketiga Juni 2021, sudah ada empat emiten bank yang telah menggelar rights issue yakni PT Bank Jago Tbk., PT Bank Mayapada International Tbk., PT Bank Neo Commerce Tbk., dan PT Bank IBK Indonesia Tbk.

Jika merujuk data OJK tersebut, emisi Bank Jago senilai Rp7,05 triliun masih tercatat yang paling tinggi. Namun, dengan adanya emisi yang diterbitkan oleh BNLI senilai Rp10,96 triliun, emisi ini tercatat paling tinggi setidaknya hingga akhir semester pertama tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini