Ekonom: Investasi Kuartal III Tetap Tumbuh Meski Melambat

Bisnis.com,06 Jul 2021, 16:50 WIB
Penulis: Dany Saputra
Aktifitas pembangunan gedung apartemen di Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Lonjakan kasus harian Covid-19 di dalam negeri telah menjadikan Indonesia menempati urutan kedua tertinggi dunia untuk jumlah infeksi harian setelah India, pada Senin (5/7/2021).

Jumlah kasus infeksi Covid-19 harian di Indonesia juga kembali mencetak rekor tertinggi yaitu 29.745 kasus baru. Kondisi tersebut diperkirakan dapat memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia khususnya untuk kuartal III/2021.

Pasalnya, tidak hanya kenaikan jumlah kasus, pemerintah turut memberlakukan pembatasan ketat untuk mengendalikan laju penyebaran virus melalui PPKM darurat.

Meski begitu, ke depannya investasi sebagai salah satu indikator perekonomian tidak akan mendapatkan imbas dari pembatasan kegiatan masyarakat.

Senior VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan nilai investasi di kuartal III/2021 akan cenderung terus meningkat meskipun mengalami pelambatan.

Pasalnya, dia mengatakan perkembangan kasus serta PPKM darurat hanya sama-sama terjadi di dalam wilayah Jawa dan Bali saja. Sedangkan, aktivitas ekonomi termasuk investasi di luar Pulau Jawa dan Bali relatif tidak terganggu terlalu besar.

“Pada kuartal I/2021, proporsi investasi, baik domestik maupun asing, di luar pulau Jawa mencapai masing-masing 52,96 persen dan 51,20 persen. Oleh karena itu, diperkirakan meskipun cenderung melambat, namun nilai investasi pada kuartal III masih akan cenderung meningkat,” kata Josua kepada Bisnis, Selasa (6/7/2021).

Selain itu, dengan asumsi bahwa PPKM bersifat sementara dan tidak berjalan lebih dari tiga pekan, investor diperkirakan masih akan tetap masuk ke Pulau Jawa untuk berinvestasi.

Menurut Josua, tentunya hal tersebut perlu sejalan dengan penanganan pandemi yang lebih baik, terutama upaya vaksinasi agar masyarakat memiliki kekebalan yang lebih tinggi terhadap virus yang semakin mengganas.

“Ke depannya, sejalan dengan tingkat vaksinasi yang terus didorong oleh pemerintah, aktivitas ekonomi diproyeksi akan semakin membaik, dan hal tersebut mendorong adanya aliran modal yang masuk ke Indonesia di jangka menengah,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics Mohammad Faisal turut memperkirakan bahwa kenaikan kasus Covid-19 dalam negeri tidak akan memiliki pengaruh besar terhadap keputusan berinvestasi di Indonesia.

Pasalnya, Faisal menilai para investor tidak hanya akan melihat kondisi dalam jangka pendek, namun juga jangka panjang. Belum ada yang bisa memastikan berapa lama kondisi yang dialami oleh Indonesia saat ini akan berlangsung.

“Investor biasanya tidak hanya melihat kondisi jangka pendek, tapi jangka panjang. Kenaikan kasus [Covid-19] bisa menunda rencana investasi, tapi belum tentu membatalkannya,” kata Faisal kepada Bisnis, Senin (5/7/2021).

Selain itu, dampak kenaikan kasus Covid-19 dalam negeri terhadap investasi juga tergantung pada sektor investasi. Faisal menjelaskan terdapat perbedaan antara investasi yang berfokus pada aktivitas di perkotaan, dengan daerah rural atau pedesaan.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh tingkat penyebaran virus yang berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini