Ganti Direksi, PT KIW Fokus Konsolidasikan Kawasan Industri Batang & Brebes

Bisnis.com,07 Jul 2021, 14:46 WIB
Penulis: M Faisal Nur Ikhsan
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang. /Kemenperin

Bisnis.com, SEMARANG – PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) melakukan pengalihan tugas dan pengangkatan anggota direksi perusahaan secara daring.

Seperti diketahui, Ahmad Fauzie Nur saat ini resmi menjabat sebagai Direktur Utama. Sementara posisi Direktur Operasional diisi oleh Mochamad Yusuf Danadibrata serta Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko diisi oleh Budi Susanto.

“Dengan komposisi manajemen yang baru ini, diharapkan KIW bisa semakin solid dan bisa mempercepat pencapaian target yang ada,” jelas Ahmad Fauzie Nur ketika dihubungi Bisnis yang dikutip, Rabu (7/7/2021).

Fauzie menyebutkan bahwa PT KIW mesti siap menghadapi sejumlah tantangan di masa mendatang. “Bagaimana kita bisa menjadi perusahaan yang secara size lebih besar tapi juga secara kualitas lebih baik. Ini harus dilakukan pembenahan mendasar. Mulai dari SDM, SOP Internal, jadi prosesnya dibenahi lah,” jelasnya.

Langkah tersebut jadi kian mendesak untuk dilakukan terlebih dengan mulai aktifnya Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dan Kawasan Industri Brebes yang keduanya dikelola oleh PT KIW.

“Nanti, misalnya KI Brebes dan KIT Batang sudah terkonsolidasi KIW, bisa jadi KIW menjadi kawasan industri BUMN yang secara coverage area terbesar di Indonesia. Tapi kan kita untuk menuju ke sana harus ada penguatan, nah penguatan-penguatan ini yang sekarang kita lakukan,” jelas Fauzie.

Budi Susanto, Direktur Keuangan PT. KIW, menyebutkan bahwa aspek pembiayaan menjadi salah satu tantangan terbesar yang mesti dihadapi perseroan saat ini. “Bagaimana kita mencari sumber-sumber pembiayaan yang cocok, yang sesuai nature bisnis kawasan yang kita bangun,” jelasnya.

Sehingga, selain memilki model bisnis yang baik, PT. KIW dan anak usahanya dapat menjalankan usaha secara berkelanjutan. “Jadi selain secara bussiness model bagus, menarik, tapi secara keuangan juga harus sustain,” jelas Budi.

Budi menyebutkan bahwa berbagai alternatif pembiayaan bakal dipertimbangkan untuk menjawab tantangan tersebut. “Tentunya staging ya. Kalau langsung melalui pasar modal memang tidak bisa langsung obligasi atau equity, mungkin sementara ini sifatnya [pembiayaannya] project financing,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Edi Suwiknyo
Terkini