Bisnis.com, JAKARTA - Platform teknologi finansial peer-to-peer (fintech P2P) lending PT Pembiayaan Digital Indonesia atau AdaKami memperkuat layanan dan bisnis lewat kerja sama dengan marketplace JD.ID.
AdaKami menjadi layanan pembiayaan pertama dari e-commerce unicorn dengan valuasi lebih dari US$1 miliar ini yang mengakomodasi limit hingga Rp30 juta dan masa angsuran sampai dengan 12 bulan.
Direktur Utama AdaKami Bernardino M Vega mengatakan pandemi telah menyebabkan perubahan perilaku dan kebiasaan baru di masyarakat di mana digitalisasi terus berkembang.
"Karena itu, langkah kolaborasi dengan berbagai mitra terus diupayakan sebagai strategi dalam menjawab tantangan pasar sekaligus mendekatkan AdaKami kepada lebih banyak lagi pengguna sehingga mampu membantu pergerakan ekonomi di Indonesia semakin baik lagi," katanya, Selasa (6/7/2021).
Layanan pembiayaan AdaKami di JD.ID tersedia sejak April 2021 untuk berbagai kategori produk seperti ibu dan anak, kebutuhan harian dan hobi, smartphone, dan perangkat elektronik. Dalam pekan pertama, ada hampir 80.000 pengajuan pembiayaan yang didapatkan.
Secara total AdaKami telah menyalurkan pinjaman sampai dengan Rp5,3 triliun, yang disalurkan kepada lebih dari 6,4 juta peminjam terdaftar di 32 provinsi. Adapun, AdaKami mencatatkan peningkatan penyaluran pinjaman dan mendistribusikan dana hampir Rp2 triliun dengan lebih dari 500ribu transaksi pada kuartal I/2021.
Dia berharap kerja sama dengan platform JD.ID mampu memberikan kontribusi yang besar pada inklusi keuangan di Indonesia.
"Infrastruktur AdaKami yang berbasis digital menjamin layanan pembiayaan yang tersedia ini dapat dinikmati oleh lebih banyak pengguna di mana proses pengajuannya hanya membutuhkan waktu yang sangat singkat," tuturnya.
Sementara itu, Sandy Permadi, Chief Financial Officer JD.ID, menjelaskan kolaborasi merupakan kunci untuk terus menjadi pilihan masyarakat luas. Oleh sebab itu, sebagai platform belanja online dengan sistem direct sales, kerja sama dengan AdaKami merupakan upaya memudahkan masyarakat dalam mengakses kebutuhannya.
"Kami optimis sekali kerja sama ini turut berperan dalam meningkatkan ekonomi inklusif, menjangkau lebih banyak pengguna sekaligus untuk memberikan pengalaman belanja online yang semakin mudah," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat layanan pembiayaan melalui fintech yang digunakan oleh pengguna online shop terus meningkat hingga lebih dari 4 persen per 2020. Selain itu, We Are Social juga menyebutkan 87 persen responden lebih memilih belanja online kebutuhan harian dan menjadikan Indonesia berada pada urutan pertama sebagai negara dengan pengguna internet yang suka belanja online pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel