Rasio KPR terhadap PDB RI Masih 3 Persen, Jauh di Bawah Singapura & Malaysia

Bisnis.com,07 Jul 2021, 14:00 WIB
Penulis: M. Richard
Direktur Risk Management and Transformation PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Setiyo Wibowo (dalam layar) memberikan pemaparan dalam webinar Mid Year Economic Outlook 2021: Prospek Ekonomi Indonesia Pasca Stimulus, Relaksasi dan Vaksinasi di Jakarta, Rabu (7/7/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. optimistis peningkatan kinerja kredit sangat tinggi seiring dengan rasio KPR terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional di kisaran 3 persen.

Direktur Enterprise Risk, Big Data & Analytic BTN Setyo Wibowo menyampaikan rasio KPR per PDB tersebut bahkan lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia yang sudah mencapai 30 persen.

"Kita masih sangat tertinggal. Ini adalah potensi yang luar biasa, untuk pengembangan kinerja ke depan termasuk di masa pandemi," katanya dalam webinar Bisnis Indonesia, rabu (7/7/2021).

Dia menyampaikan perumahan juga menjadi sektor industri yang sangat strategis untuk dapat mendongkrak kinerja ekonomi nasional.

Sektor ini memiliki konten lokal yang tinggi, menyerap tenaga kerja yang besar, dan bahkan melibatkan banyak pelaku UMKM dalam pengembangannya.

"Untuk rumah sederhana itu butuh sekitar 5 orang. Kalau setiap tahun itu membiayai 300.000 unit rumah, itu artinya kontribusi 1,5 juta tenaga kerja," imbuhnya.

Bagi perseroan, dia menyebutkan sektor ini membuat kinerja fungsi intermediasi lebih berkesinambungan. Kredit dapat tumbuh positif dengan kualitas yang sangat terjaga.

"Di samping itu pemeirntah memiliki banyak insentif fiskal serta didorong banyak relaksasi dari otoritas untuk dapat terus mendorong segmen ini," imbuhnya.

Adapun, kredit BTN per kuartal pertama 2021 masih tercatat 3,2 persen secara tahunan, ditopang oleh pertumbuhan KPR subsidi yang naik signifikan 8,1 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini