PPKM Darurat, Colliers International: Hotel Dituntut untuk Berinovasi

Bisnis.com,08 Jul 2021, 08:04 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Pekerja melayani tamu di Hotel The Priangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (2/10/2020)./ANTARA FOTO-Adeng Bustomi

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku bisnis perhotelan dituntut untuk terus berinovasi untuk mengatasi anjloknya okupansi di tengah pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat.

Program isolasi mandiri dan karantina bisa menjadi alternatif industri perhotelan dalam menjaga arus kas perusahaan.

Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto mengatakan program paket isolasi mandiri dan karantina bisa memberikan pendapatan bagi hotel, meskipun belum belum cukup untuk membuat kinerja perhotelan kembali seperti semula.

“Program isolasi dan karantina mandiri di hotel memang membuat cash flow tidak terlalu berat, tetapi belum bisa kembali ke normal. Program work from Bali atau work from anywhere saja tidak bisa mendongkrak kinerja hotel,” katanya, Rabu (7/7/2021).

Seperti diketahui, beberapa hotel di Jakarta membuka fasilitas isolasi mandiri bagi orang tanpa gejala (OTG) yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta, jumlah hotel untuk isolasi mandiri mencapai 38 unit. Dari jumlah tersebut, hotel yang khusus menangani tenaga kesehatan ada sekitar 2-3 hotel.

Sementara itu, jumlah hotel yang digunakan untuk repatriasi WNI dan WNA di Jakarta sebanyak 64 unit.

Ferry menuturkan perhotelan menjadi salah satu sektor properti yang terdampak PPKM darurat karena membuat kegiatan yang dilakukan di hotel menjadi terbatas.

Kedatangan wisatawan yang menginap, kegiatan pemerintah, serta meeting, incentives, conference, and exhibitions (MICE) pun belum mampu meningkatkan kinerja hotel di tengah pandemi Covid-19.

“Mereka yang memiliki tingkat penghasilan cukup baik bisa memilih isolasi mandiri di hotel. Ini memang harus dilakukan hotel, karena memang pasarnya ada,” ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan pelaku bisnis perhotelan juga bisa membuat hotel tetap dapat digunakan selama masa pandemi ini seperti, program hybrid meeting atau rapat hibrida. "Beberapa hotel sudah mulai memfasilitasi hybrid meeting," katanya, dikutip Antara.

Dia memaparkan konsep rapat hibrida itu adalah salah satu kegiatan pertemuan yang digelar di hotel, tetapi peserta bisa hadir di hotel atau hadir secara daring. Dengan demikian, lanjutnya, maka sebenarnya hotel juga tidak memerlukan ruangan yang luas karena sebagian peserta juga tetap berada di luar bangunan fisik hotel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Amanda Kusumawardhani
Terkini