Petrokimia Gresik Ulang Tahun ke-49, Begini Capaian dan Targetnya

Bisnis.com,10 Jul 2021, 16:45 WIB
Penulis: Ipak Ayu
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo meninjau gudang pupuk di Jawa Tengah. /PG Petrokimia Gresik

Bisnis.com, JAKARTA — PT Petrokimia Gresik mencatatkan sejumlah progres dalam upaya pengembangan industri pupuk di Tanah Air sebagai peringatan hari jadinya ke-49.

Dimulai pada 1980, perseroan berhasil menjadi pionir pupuk berbasis fosfat pada dan pionir pupuk NPK berbasis chemical reaction pada 2000, dan pionir pupuk organik pada 2005.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan tahun ini perseroan juga mencatatkan sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan daya saing sekaligus kontribusi dalam memperkuat ekonomi nasional.

Salah satu yang telah terealisasi di tahun ini adalah pembangunan pabrik Green Surfactant berkapasitas 600 kiloliter (kL) yang memanfaatkan gas SO3 dari pabrik asam sulfat sebagai bahan baku.

"Green Surfactant merupakan produk surfaktan lokal pertama di Indonesia yang dapat digunakan untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR atau Enhanced Oil Recovery, ini akan menjadi terobosan penting bagi industri minyak dan gas (migas) di Indonesia,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (10/7/2021).

Selanjutnya, Petrokimia Gresik akan membangun pabrik Soda Ash berkapasitas 300.000 ton. Soda Ash merupakan bahan baku produk-produk yang dibutuhkan masyarakat sehari-hari seperti deterjen, kaca dan produk turunannya, hingga pasta gigi. Namun, kebutuhan Soda Ash dalam negeri saat ini masih dipenuhi melalui impor.

Soda Ash merupakan strategi meningkatkan nilai tambah dari produk samping. Pabrik ini nantinya akan memanfaatkan CO2 yang merupakan hasil samping dari pabrik amonia.

Sementara itu, produk samping Soda Ash berupa Amonium Klorida (NH4Cl) dapat digunakan sebagai bahan baku NPK, sehingga dapat mengurangi kebutuhan impor ZA sebagai bahan baku NPK.

Tidak hanya itu, tahun ini Petrokimia Gresik juga berhasil mendapatkan izin pengecualian gipsum dari kategori limbah B3 oleh Kementerian KLHK, sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan secara masif, tidak hanya di lingkup internal perusahaan, tetapi juga dapat mendukung industri lainnya yang membutuhkan gipsum.

“Ke depan, pengembangan bisnis dengan optimalisasi potensi yang ada akan difokuskan pada hilirisasi produk untuk memperkuat posisi Petrokimia Gresik sebagai perusahaan berbasis related diversified industry agar terus tumbuh dan sustainable,” ujar Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Muhammad Khadafi
Terkini