Pemerintah China Bakal Perketat Aturan IPO Perusahaan Teknologi di Luar Negeri

Bisnis.com,11 Jul 2021, 00:38 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah China mengusulkan aturan baru terkait dengan kewajiban bagi hampir seluruh perusahaan yang akan melantai atau IPO di bursa asing untuk melakukan kajian keamanan siber.

Langkah itu dinilai akan memperketat pengawasan secara signifikan kepada perusahaan-perusahaan teknologi raksasa China.

Dilansir Bloomberg pada Sabtu (11/7/2021), Badan Keamanan Siber China (Cyberspace Administration of China) mengatakan perusahaan dengan data lebih dari 1 juta pengguna diharuskan mengajukan perizinan keamanan siber ketika akan listing di negara lain karena adanya risiko data-data tersebut akan digunakan secara tidak bertanggungjawab oleh otoritas negara lain.

Pemeriksaan keamaan siber juga akan memeriksa potensi risiko keamanan nasional dari aksi IPO di luar negeri. Upaya ini menjadi salah satu langkah nyata Pemerintah China untuk mengendalikan perusahaan teknologi negara tersebut menghimpun pendanaan di Amerika Serikat melalui skema yang disebut variable interest entity (VIE), seperti yang dilakukan Alibaba Group Holding Ltd. hingga Baidu Inc. dan Didi Global Inc.

Regulator negara tersebut juga sedang mempertimbangkan untuk aturan bagi perusahaan yang telah melakukan penghimpunan pendanaan di luar negeri seperti Alibaba untuk mengajukan persetujuan atas penawaran saham tambahan di bursa luar negeri, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut.

"Aturan baru tersebut akan menekan perusahaan teknologi China untuk melantai di bursa Hong Kong dari pada di negara lain, untuk bisa lolos dari tinjuan keamaan siber. Batas 1 juta pengguna itu sangat rendah dan akan diterapkan pada setiap perusahaan teknologi yang mau IPO," kata Feng Chucheng, seorang analis di perusahaan riset Plenum, Beijing.

Pihak regulator China masih menunggu respons dari rancangan aturan sebelum diterapkan. Adapun sepanjang tahun ini, sebanyak 37 perusahaan China telah melantai di bursa AS.

Angka tersebut melebihi jumlah pada tahun lalu, dengan dana yang dihimpun senilai US12,9 miliar, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini