Bisnis.com, JAKARTA — Biaya perawatan pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan memang ditanggung oleh negara, tetapi lain cerita bagi orang-orang yang melakukan isolasi mandiri di tempat masing-masing. Manfaat asuransi sedikit banyak membantu mereka yang menjalani isolasi di rumah.
'Pasangan angkatan corona' adalah istilah yang kerap kali disematkan kepada orang-orang seperti Sita Sofieah, yang menikah di tengah pandemi Covid-19. Waktu berlalu, dia bersama suaminya diberkahi momongan, yang juga sering disebut anak-anak angkatan corona.
Pada Sabtu (26/6/2021), suami Sita mulai merasakan batuk dan pilek. Mereka bertiga tinggal di Jakarta Selatan dan jauh dari sanak keluarga, sehingga suaminya memutuskan untuk melakukan telekonsultasi dan pada Senin (28/6/2021) melakukan tes swab drive thru, sesuai layanan dari aplikasi telekonsultasi itu.
Setibanya di rumah, pasangan itu terguncang, hasil tes sang suami ternyata positif. Ismi, suami dari Sita, langsung melakukan isolasi mandiri dan kembali menggunaan layanan telekonsultasi.
"Malam itu [suami] konsultasi Covid-19 terus dikasih obat. Aku jadi lemas, pusing batu, dan sedikit sesak, jadi chat [layanan itu] juga buat konsultasi karena kontak erat sama yang positif dan saya menyusui kan," ujar Sita kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Setelah konsultasi, keduanya mendapatkan obat-obatan yang hampir sama, karena gejala keduanya yang mirip. Beberapa waktu berselang, dia pun melakuan tes swab PCR untuk memastikan kondisinya.
Sita menghela nafas panjang saat tahu hasil tesnya negatif, anaknya pun tetap sehat. Kini, hampir dua minggu berselang, kondisi Ismi sudah kembali bugar dan tinggal menunggu masa isolasi mandiri selesai.
Dia bercerita bahwa seluruh proses telekonsultasi dan pembelian obat itu gratis karena ditanggung oleh asuransi dari tempat bekerja suaminya. Sita mengirimkan tangkapan layar prose telekonsultasinya, tertulis bahwa layanan itu dijamin oleh PT Tokio Marine Life Insurance.
Adanya manfaat itu membuat Sita dapat fokus mengalokasikan pengeluaran untuk perbaikan gizi—demikian dia menyebutnya—yakni dengan membeli makanan kaya gizi, buah-buahan, sayuran, dan minuman herbal. Setidaknya, dia dapat menghemat biaya konsultasi dan obat-obatan.
"Sebenarnya [terkena Covid dan isolasi mandiri karena kontak erat] jadi perlu biaya ekstra sih menurutku. Aku tetap pakai layanan pesan antar, tapi menunya jadi lebih sehat dan bergizi komplit, sama perlu beli kebutuhan kebersihan kayak semprotan, hand sanitizer, masker, dan lain-lain, jadi ekstra," ujarnya.
Hilda Irma, pekerja salah satu perusahaan pembiayaan memiliki cerita lain. Dia terjangkit Covid-19 pada Maret 2021, tetapi asuransi yang tersedia di tempat kerjanya hanya menanggung biaya tes swab PCR, sehingga harus merogoh kocek untuk sebagian biaya lainnya.
Ilustrasi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah/Freepik.com
"Obat-obat gitu enggak di-provide sama asuransi, tapi ada dari kantor. Tapi karena kantor gue tau asuransi enggak cover ina-inu buat Covid, jadi [yang positif] dikasih santunan biaya Covid gitu," ujar Hilda kepada Bisnis.
Saat mengetahui dirinya positif, suaminya pun membawa anak mereka ke instalasi gawat darurat (IGD) untuk meminta rujukan agar bisa menjalani tes swab PCR. Setelah melalui mekanisme itu, biaya tes swab PCR itu pun dapat diklaim ke asuransi.
Menurut Hilda, santunan dari kantornya dibayarkan dalam bentuk tunai. Dana itu yang digunakan olehnya untuk menutupi berbagai kebutuhan selama isolasi mandiri.
Putri Ayu Larasati dapat sedikit bernafas lega saat dinyatakan positif Covid-19 beberapa waktu lalu, karena seluruh biaya ditanggung melalui asuransi dari tempat kerjanya. Dia menjabarkan biaya itu mencakup tes PCR, konsultasi, obat-obatan, vitamin, bahkan hingga cek darah.
"Waktu masih positif, setiap ngapa-ngapain PCR dulu, mumpung ditanggung [asuransi], kemarin merasa parno jadi dicek ini itu. Pertama habis kan vitamin, ke rumah sakit lagi konsultasi, minta vitamin lagi, semua ditanggung," ujar Putri kepada Bisnis.
Dia, yang merupakan pekerja di sektor energi, merasa cukup beruntung karena tinggal bersama beberapa orang anggota keluarga di rumahnya. Putri tidak perlu merogoh kocek lebih untuk berbagai hal, kebutuhan-kebutuhan mendasar pun bisa terpenuhi di rumah.
"Paling ya biaya tambahannya untuk pesan makanan, kan meningkatkan imun dengan makanan enak," ujar Putri sambil tertawa.
Kondisi berbeda kerap terjadi kepada orang-orang yang tinggal sendirian, baik di indekos atau kontrakan. Mereka yang terjangkit Covid-19 atau menjalani isolasi mandiri harus keluar biaya ekstra untuk berbagai keperluan.
Utamanya, pembengkakan biaya terjadi karena harus memesan makanan dari luar. Namun, dalam beberapa kasus, orang-orang yang positif Covid-19 harus meninggalkan indekosnya dan mencari tempat isolasi mandiri lain, karena lingkungan sekitarnya menolak keberadaan mereka sementara waktu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu membenarkan bahwa banyak biaya yang diperlukan penderita Covid-19 atau mereka yang menjalani isolasi mandiri. Pemerintah menanggung biaya rawat inap dan pemakaman pasien Covid-19, sementara di luar itu harus ditanggung masing-masing.
Togar mengirimkan sejumlah brosur paket isolasi mandiri selama 14 hari kepada Bisnis, dengan biaya termurah Rp2,9 juta dan termahal Rp28 juta. Dia pun berceloteh bahwa biaya isolasi mandiri memang semahal itu.
Tentu biayanya bisa lebih ringan jika seseorang melakukan isolasi mandiri di tempat sendiri atau di fasilitas gratis yang disediakan berbagai pihak. Namun, tetap akan terdapat biaya tambahan jika dibandingkan dengan pengeluaran sehari-hari.
"Orang yang isolasi mandiri juga butuh biaya untuk beli obat, vitamin, dan lain-lain. Asuransi bisa menanggung biaya kebutuhan dasar kesehatan, seperti obat, vitamin, periksa lab, konsultasi, tergantung benefit yang ditawarkan masing-masing perusahaan asuransi," ujar Togar kepada Bisnis, pekan lalu.
AAJI menjabarkan bahwa dalam kurun Maret 2020–Februari 2021, industri asuransi jiwa sudah membayarkan klaim terkait Covid-19 senilai Rp1,46 triliun. Menurut Togar, jumlah tersebut mencakup manfaat isolasi mandiri yang disediakan sejumlah perusahaan.
Dia pun menilai bahwa masyarakat dapat memproteksi dirinya dengan asuransi yang memiliki manfaat terkait Covid-19. Proteksi itu dapat mengantisipasi risiko finansial jika terjangkit corona atau saat harus melakukan isolasi mandiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel