Kabar Pembatasan Mobilitas 'Senggol' Operasional Ojol, Driver Rela?

Bisnis.com,12 Jul 2021, 06:00 WIB
Penulis: Rahmi Yati
Pengemudi ojek online mengisi BBM di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Selasa (14/4/2020). PT Pertamina (persero) membuat program khusus selama masa darurat pandemi virus corona atau Covid-19 untuk para pengemudi ojol. Pertamina meluncurkan layanan khusus untuk para ojol berupa cashback saldo LinkAja dengan maksimal nilai Rp15.000 per hari, untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Pertamina melalui aplikasi MyPertamina. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia memberikan tanggapan terkait kabar kebijakan pemerintah memperketat lagi mobilitas masyarakat dengan membatasi radius ojek online atau ojol.

Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono memersilakan aplikator Gojek membatasi area radius operasional para mitra driver. Dengan catatan, tujuannya untuk kebaikan bersama yakni menjaga para mitranya agar lebih produktif pada radius yang telah ditentukan oleh pihak perusahaan.

Kendati demikian, Igun menyebut apabila kebijakan itu diterapkan akan berdampak terhadap pendapatan mitra. Pihaknya menilai aturan tersebut baru sebagai program awal membatasi jarak radius operasional mitranya.

“Kami anggap masih normatif dan kami berharap lebih dimaksimalkan order para radius-radius tersebut agar mitra ojol Gojeknya tidak mengalami penurunan pendapatan secara signifikan,” jelasnya kepada Bisnis, dikutip Senin (12/7/2021).

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang telah berlangsung sejak Sabtu (3/7/2021) telah mengalami beberapa kali evaluasi. Teranyar, pemerintah disebut-sebut akan lebih mengetatkan operasional sarana transportasi.

Kabarnya, usulan kebijakan itu telah mendapat restu dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada Minggu (12/7/2021). Selanjutnya, pembahasan aturan turunan dilakukan di tingkat Kementerian Perhubungan.

Dalam pemberitaan Bisnis Jumat (9/7/2021), Kakorlantas Polri Irjen Istiono melaporkan evaluasi PPKM Darurat. Dia mengatakan kondisi di lapangan menunjukkan mobilitas yang masih cukup tinggi khususnya di kawasan aglomerasi.

Menurutnya, angka penurunan pergerakan masih berada di 24 persen dan didominasi oleh kendaraan roda dua terutama di Jabodetabek menuju ke Jakarta atau aglomerasi dan di dalam kotanya sendiri.

"[Pergerakan] Ini berasal dari pemukiman penduduk dan perumahan. Ini harus dikendalikan supaya pergerakan menuju kotanya berkurang dari dan menuju ibu kota," katanya, Jumat (9/7/2021).

Sementara itu, untuk pergerakan di Jakarta tepatnya di pusat kota, dia menilai sudah sangat berkurang. Namun untuk wilayah penyangga seperti Depok dan Tangerang masih ada beberapa titik yang merah atau padat mobilisasinya.

"Ini perlu ditingkatkan lagi [pengawasan dan pengetatannya]. Misalnya Bandung dari Cimahi kemudian Surabaya dari Sidoarjo terutama angkutan pribadi dimana roda dua yang paling banyak bergerak, diharapkan dengan adanya aturan-aturan tambahan akan lebih memperketat lagi," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Nurhadi Pratomo
Terkini