Kementerian PUPR akan Rehabilitasi Jalan untuk Logistik

Bisnis.com,13 Jul 2021, 20:48 WIB
Penulis: Yanita Petriella
Pembangunan jalan akses sepanjang 8 kilometer yang menghubungkan Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura) Jawa dengan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Foto Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengambil kebijakan optimalisasi, pemeliharaan, operasi dan rehabilitasi atau OPOR untuk jalan nasional sepanjang 47.017 kilometer pada 2022.

Widyaiswara Utama Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan bahwa pemerintah tetap memprioritaskan pembangunan dan pemeliharaan jalan nasional. Hal itu dilakukan untuk menjaga kinerja infrastruktur sebagai tulang punggung logistik nasional.

“Sebagai contoh pada jalan lintas timur di Sumatera Selatan, preservasi dilaksanakan melalui kerja sama pemerintah dengan badan usaha dengan skema availability payment [KPBU-AP] yang menjadi proyek KPBU pertama di jalan non-tol berbasis kinerja,” ujarnya dalam Investor Daily Summit 2021 secara virtual, Selasa (13/7/2021).

Dia menuturkan, jalan Trans-Papua di Papua Barat telah dibangun jalan sepanjang 1.116,8 kilometer, dengan rincian jalan yang menghubungkan Sorong–Manokwari sepanjang 594 km, dan Manokwari–Windesi–perbatasan Papua sepanjang 521 kilometer yang saat ini telah tembus seluruhnya.

Menurutnya, dari total 2.345 kilometer jalan yang dibangun di Papua, 2.329 kilometer di antaranya telah tembus, dan 16 kilometer sisanya masih belum.

Dari jalan yang sudah tembus itu, sepanjang 977 kilometer sudah teraspal, sedangkan 1.352 kilometer sisanya masih belum.

Untuk jembatan, kata dia, pihaknya telah mengoperasikan beberapa jembatan penting, seperti Jembatan Teluk Kendari di Sulawesi Tenggara.

“Jembatan itu dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah Kota Kendari bagian selatan dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru yang merupakan pengganti dari kawasan pelabuhan di Kota Lama,” ujarnya.

Jembatan penting lainnya yang segera diselesaikan, yaitu Jembatan Sei Alalak di Kalimantan Selatan. Jembatan itu diproyeksikan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan di sekitarnya karena melewati area perkebunan dan pertambangan.

Dia juga berharap upaya tersebut dapat meningkatkan indikator waktu tempuh dari semula 2,18 jam per 100 km di 2021 menjadi 1,9 jam per 100 km pada akhir 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lili Sunardi
Terkini