Pengusaha Sebut Penutupan Akses Jalan Hambat Usaha & Industri Jatim

Bisnis.com,15 Jul 2021, 21:05 WIB
Penulis: Peni Widarti
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Kalangan pengusaha di Jawa Timur mengeluhkan adanya penutupan akses jalan di beberapa pintu keluar tol lantaran menghambat kinerja distribusi barang usaha dan industri.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan pelaksanaan PPKM Darurat saat ini kurang optimal mengingat masih banyak personel di lapangan yang kurang memahami aturan bahwa ada sektor kritinal dan esensial yang harus tetap beroperasi seperti distribusi barang.

“Aturan PPKM Darurat sebetulnya bagus untuk menekan laju penyebaran Covid-19 tetapi faktanya di lapangan banyak petugas ynag kurang mengerti sehingga penerapannya tidak optimal, dan membuat masyarakat bingung lalu menghambat perekonomian,” ujarnya, Kamis (15/7/2021).

Dia mengatakan bahwa sudah banyak sektor usaha seperti UMKM yang mengeluh terutama untuk aturan jam malam padahal usaha seperti restoran sudah menerapkan sistem take away. Kondisi tersebut membuat omset usaha perdagangan menjadi turun drastis.

“Pengusaha berharap ada kelonggaran, dan penegakan hukum bisa disesuaikan karena ada interpretasi aparat di lapangan,” imbuhnya.

Wakil Ketua Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim, Tommy Kaihatu menambahkan akses ekspor yang dilakukan pengusaha saat ini terdapat 2 hambatan yakni penutupan akses jalan karena PPKM Darurat serta sistem Bea Cukai yang sedang down.

“Kemarin kami sempat melakukan pengiriman menggunakan truk kontaoner dari Sidoarjo ke Pelabuhan Tanjung Perak tetapi dicegat karena akses jalan ditutup, walaupun setelah itu bisa melewati karena barang kami kan kebutuhan utama tetapi masih pelru lobi dulu kepad atasan petugas,” ungkapnya.

Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Surabaya, Stenvens H Lasawengen menambahkan pengusaha sebetulnya mendukung dan taat atas kebijakan PPKM ini guna memutus rantai penularan Covid-19.

“Tetapi kalau jalan ditutup, pasti akan sangat terhambat termasuk pada sektor kritikal. Otomatis karyawan yang harusnya bekerja tidak bisa ke kantor atau ke pabrik dan akhirnya memilih untuk tetap tinggal di rumah," ujarnya.

PPKM Darurat ini, lanjut Stenvens, telah menghantam semua sektor industri dan telah menyebabkan berkurangnya produktivitas. Padahal menurut aturannya, sektor kritikal beroperasi 100 persen dengan protokol kesehatan ketat, termasuk logistik dan distribusi. 

"Kalau perusahan logistik, pelayaran, industri juga dibatasi dan akses juga ditutup, ya ini sangat sulit,” imbuhnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini