Fintech LandX Terbitkan Saham 9 UMKM Rp55,4 Miliar di Semester I/2021

Bisnis.com,15 Jul 2021, 23:40 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Tampilan Landx/ Landx.id

Bisnis.com, JAKARTA - Platform fintech urun dana atau equity crowdfunding PT Numex Teknologi Indonesia (LandX) membantu penerbitan saham dari 5 UMKM dengan nilai penghimpunan dana Rp55,4 miliar.

Chief Executive Officer LandX Andika Sutoro Putra menjelaskan pemilihan sektor industri yang tepat dan seleksi yang ketat sangat vital demi kelangsungan usaha di masa sulit seperti sekarang, di samping bekal pengalaman dari para founder.

"Kami selalu berupaya untuk me-listing perusahaan yang aman bagi para investor. Setiap bulannya, puluhan perusahaan mengajukan proposal untuk di-listing di LandX, namun kami hanya memilih perusahaan yang memiliki kompetensi dan memiliki riwayat yang positif," jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/7/2021).

Ke depan, strategi yang diterapkan oleh LandX ke depan salah satunya fokus dalam membina investor yang terdaftar di LandX, yang kini mencapai 4.200 orang dari awal LandX berdiri.

"Sejak Januari hingga Juni 2021, pengguna baru sebanyak 30.552 orang dan 42 persen investor aktif setelah transaksi pertama, mau membeli lagi saham perusahaan-perusahaan yang di-listing oleh LandX," tambahnya.

Adapun, sejak berdiri, 14 perusahaan sudah melakukan listing di LandX, beberapa di antaranya terjual habis dalam kurun waktu kurang dari satu hari. Semula LandX mengkhususkan proyeknya untuk sektor properti, namun kini juga membidik bidang UMKM lain, seperti F&B, agrikultur, kecantikan, dan jasa outsourcing.
 
Dalam upaya mempertahankan performa di semester II/2021, LandX memiliki motivasi menargetkan capaian pendanaan hingga Rp180 miliar rupiah dari penerbitan 30 hingga 50 UMKM.

Saat ini, LandX juga sudah mengantri untuk naik tingkat untuk berlisensi Security Crowdfunding (SCF) yang akan ditargetkan rilis pada 2022 mendatang. Lewat lisensi SCF, penerbitan yang bisa dilakukan bukan hanya saham, namun juga surat utang dari UMKM, yaitu obligasi atau sukuk.
 
"Pekerjaan rumah LandX masih cukup banyak, di antaranya pengembangan ekspansi ke wilayah regional, baik dari segi promosi dan eksistensi. Literasi dan inklusi mengenai investasi melalui ECF juga rendah. Berdasarkan data yang kami dapatkan dari OJK 2019, literasi dan inklusi keuangan untuk pasar modal di Indonesia saja baru 4,9 persen, kemungkinan untuk ECF lebih kecil, sehingga kami memiliki kewajiban dalam mengedukasi masyarakat mengenai ECF," jelasnya.
 
Sementara itu, aktivitas rutin yang terus didorong LandX untuk menjaga investor, yaitu memberikan edukasi dan update terkait proyek atau informasi seputar investasi.

"Kami selalu transparan kepada para investor di LandX dengan setiap program yang kami jalani dengan memanfaatkan ekosistem digital melalui site kami di landx.id, email, sosial media dan interaksi melalui live chat," tambah Romario Sumargo, Chief Marketing Officer LandX.
 
Mayoritas investor yang terdaftar di LandX memiliki rentang usia antara 20 hingga 35 tahun, sehingga pendekatan digital merupakan langkah efektif dalam penyebaran arus informasi.
 
Sekadar informasi, platform fintech ECF merupakan layanan penerbitan saham dari bisnis UMKM atau usaha rintisan (startup) yang disebut 'Penerbit', kemudian ditawarkan kepada masyarakat untuk melakukan urun dana/patungan mendanai bisnis tersebut yang kemudian disebut 'Pemodal' atau investor.

Pemodal dan telah melakukan urun dana, akan menerima imbalan dalam bentuk kepemilikan saham usaha Penerbit, serta berhak atas pembagian dividen dari keuntungan usaha Penerbit dalam periode waktu tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini