Bank Jago Gunakan Dana Jumbo Hasil Rights Issue untuk Luncurkan Aplikasi Terbaru

Bisnis.com,15 Jul 2021, 22:06 WIB
Penulis: Khadijah Shahnaz
Logo Bank Jago/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) berencana menggunakan seluruh dana hasil rights issue untuk meluncurkan aplikasi terbaru. 

Hal itu disampaikan manajemen Bank Jago dalam laporan penggunaan dana hasil penawaran umum terbatas I dan II dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (15/7/2021).

Bank Jago mengantongi hasil PUT I sebesar Rp1,34 triliun setelah dikurangi biaya emisi dan lain-lain yang dikeluarkan perseroan untuk PUT I sebesar Rp14,43 miliar, maka hasil bersih PUT I Bank Jago menjadi sebesar Rp1,33 triliun. 

Sementara itu, pada PUT II Bank Jago mengantongi dana sebesar Rp7,05 triliun, setelah dikurangi biaya emisi dan lain lainya yang dikeluarkan perseroan untuk PUT II sebesar Rp16,6 miliar, maka hasil bersih PUT II ARTO sebesar Rp7,03 triliun.

Sesuai dengan keputusan RUPST maka tujuan penggunaan dana PUT I Bank Jago adalah untuk penguatan modal perseroan untuk penyaluran kredit sebesar Rp1,19 triliun dan untuk ekspansi infrastruktur teknologi informasi sebesar Rp66,35 miliar, infrastruktur jaringan kantor sebesar Rp66,35 miliar.

Maka, secara keseluruhan dana hasil bersih PUT I Bank Jago sebesar Rp1,33 triliun sudah direalisasikan seluruhnya.

Sedangkan untuk PUT II tujuan penggunaan dana pertama untuk penyaluran kredit sebesar Rp763,92 miliar, ekspansi infrastruktur TI sebesar Rp85 miliar dan untuk pengembangan sumber daya manusia sebesar Rp607 juta.

Adapun, sisa dana PUT II sebesar Rp6,183 triliun.

Sebelumnya, ARTO menggelar PUT II dengan harga pelaksanaan Rp2.350. Periode perdagangan HMETD berlangsung pada 10 Maret 2021 — 17 Maret 2021.

Sepekan kemudian, Manajemen Bank Jago menyampaikan adanya perubahan pemegang saham perseroan per 24 Maret 2021. Perubahan ini terjadi seiring dengan masuknya GIC (Government of Singapore Investment Corporation Private Limited), lembaga dana investasi milik pemerintah Singapura.

Dengan demikian, komposisi pemegang saham Bank Jago terbaru usai rights issue yakni PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia sebesar 29,81 persen, Wealth Track Technology Limited 11,69 persen, PT Dompet Karya Anak Bangsa 21,40 persen, GIC Private Limited 9,12 persen, dan publik 27,99 persen.

Sebelum GIC masuk, pemegang saham ARTO terdiri atas PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia dengan kepemilikan saham sebesar 37,65 persen, Wealth Track Technology Limited 13,35 persen, PT Dompet Karya Anak Bangsa 22,16 persen, dan publik sebesar 26,84 persen.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Jago Kharim Gupta Siregar menjelaskan sekitar 97 persen dari dana perolehan rights issue digunakan untuk ekspansi bisnis. Rencana itu antara lain partnership lending, integrasi apps, pengembangan apps, kolaborasi dengan digital ecosystem, dan pendirian unit usaha syariah.

Sementara itu, sisa dana sekitar 2 persen digunakan untuk pengembangan informasi teknologi dan 1 persen lainnya untuk pengembangan sumber daya manusia.

"Rencana kami setelah rights issue kedua ini adalah dalam waktu dekat akan meluncurkan Jago Apps yaitu aplikasi Bank Jago untuk individu," jelas Kharim beberapa waktu lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini