Ekonom Indef: 80 Persen untuk Kesehatan, Sisanya Ekonomi!

Bisnis.com,18 Jul 2021, 19:14 WIB
Penulis: Jaffry Prabu Prakoso
Kepadatan kendaraan di ruas Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (5/7/2021). Meskipun telah diterapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, ruas Tol Jagorawi terpantau padat./Antara

JAKARTA -- Pemerintah diminta untuk habis-habisan menangani sisi kesehatan di tengah tsunami Covid-19. Jika tidak, ekonomi pun tidak bisa jalan dan masalah akan terus berulang.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan saat ini ada dua hal yang paling genting, yaitu kesehatan dan bagaimana masyarakat paling rentan bisa bertahan hidup.

“Jangan pikir profit terlebih dahulu. Ibaratnya dulu paralel 50:50, sekarang 80 untuk kesehatan dan sisanya ekonomi,” katanya saat dihubungi, Minggu (18/7/2021).

Eko menjelaskan energi yang harus dikeluarkan pemerintah saat ini, yaitu bagaimana angka positif Covid-19 bisa melandai. Setelah itu, lanjutnya, pemerintah baru bisa konsentrasi pemulihan ekonomi nasional. 

Tantangannya dari kasus sebelumnya dan sampai saat ini, kata Eko, masyarakat kecil yang susah mencari makan apabila pembatasan mobilitas dilakukan atau PPKM Darurat. 

Eko menegaskan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Hal tersebut sudah bisa dilihat dari alokasi anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terus direalokasi dan ditambah.

Dia menuturkan India yang baru selesai dengan lonjakan Covid-19 bisa menjadi contoh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Dalam dua bulan, lanjutnya, Negeri Bollywood sukses meredam gelombang tsunami virus Corona. 

“Memang pemerintah harus all out [habis-habisan] dengan segala macam upaya. Di negara lain juga begitu. Selalu yang berhasil memulai pemulihan dengan pahit dulu di awal. Intinya adalah konsentrasi pada penanganan pandemi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini