Covid-19 Dapat Merusak Otak Anak, Ini Gejala yang Harus Diwaspadai

Bisnis.com,19 Jul 2021, 16:12 WIB
Penulis: Meuthia Novianthree Nafasya
Ilustrasi anak sakit demam/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Covid-19 dapat memengaruhi sistem pernapasan pada paru-paru, menyebabkan kerusakan parah dan komplikasi kesehatan yang fatal pada organ tubuh. Sebuah studi melaporkan virus corona dapat menyebabkan kerusakan otak pada anak. 

Melansir dari thehealthsite.com, penelitian yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa 1 dari 20 anak yang dirawat di rumah sakit dengan terinfeksi Covid-19 mengalami komplikasi otak atau saraf yang terkait dengan infeksi virus. 

The Lancet and Adolescent juga menerbitkan penelitian yang mengidentifikasi komplikasi neurologis pada anak-anak dan menunjukkan bahwa mereka mungkin lebih umum dibandingkan orang dewasa yang dirawat akibat Covid-19. 

“Risiko seorang anak dirawat di rumah sakit karena Covid-19 kecil, tetapi diantara mereka yang dirawat di rumah sakit, komplikasi otak dan saraf terjadi hampir empat persen,” kata peneliti Stephen Ray dari University of Liverpool, Senin (19/7/2021).

Sementara itu, masalah neurologis telah dilaporkan pada anak-anak dengan sindrom multisistem inflamasi pediatrik pasca Covid-19. Kapasitas Covid-19 untuk menyebabkan berbagai komplikasi sistem saraf di anak-anak kurang diakui. 

Untuk mengatasi hal tersebut, para peneliti mengembangkan sistem notifikasi seluruh di Inggris secara real-time dalam kemitraan dengan Asosiasi Neurologi Anak Inggris. 

Antara April 2020 dan Januari 2021, mereka mengidentifikasi 52 kasus anak di bawah 18 tahun dengan komplikasi neurologis di antara 1.334 anak yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19. 

Hal ini memberikan perkiraan prevalensi 3,8 persen, dibandingkan dengan perkiraan prevalensi 0,9 persen pada orang dewasa. Delapan anak-anak dengan komplikasi neurologis tidak memiliki gejala Covid-19 meskipun virus terdeteksi oleh PCR. 

Penting dilakukan skrining pada anak-anak dengan gangguan neurologis akut terhadap virus. 

Penelitian ini juga mengidentifikasi perbedaan utama antara yang memiliki PIMS-TS dengan mereka yang memiliki komplikasi neurologis non-PIMS-TS. 25 anak (48%) yang didiagnosis dengan PIMS-TS menunjukkan gejala neurologis termasuk ensefalopati, stroke, perubahan perilaku, dan halusinasi. Mereka kemungkinan membutuhkan perawatan intensif. 

Sebaliknya, 27 anak non-PIMS-TS (52%) memiliki gangguan neurologis primer seperti kejang berkepanjangan, ensefalitis (radang otak), sindrom Guillain-Barre, dan psikosis. 

Lima gejala teratas yang harus diwaspadai dari Covid-19 dan kerusakan otak adalah myalgia, sakit kepala yang tidak dapat dijelaskan, ensefalopati, pusing luar biasa, Dysgeusia (perubahan rasa) atau anosmia (kehilangan penciuman).

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Novita Sari Simamora
Terkini