Asuransi Mikro untuk UMKM Bakal Jadi Pasar Utama Insurtech

Bisnis.com,19 Jul 2021, 16:49 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Produk asuransi tersedia secara daring dan dapat diakses dengan mudah sehingga cocok untuk para milenial yang membutuhkan proteksi. /Qoala.app

Bisnis.com, JAKARTA - Para pegiat UMKM dinilai bakal mendominasi pembelian produk asuransi mikro yang tengah ramai digaungkan platform layanan keuangan digital, khususnya insurtech.

Certified Financial Planner Finansialku atau PT Solusi Finansialku Indonesia (Finansialku.com) Juan Mahir Muhammad mengungkapkan besarnya potensi pasar insurtech di segmen UMKM karena mengingat semakin beratnya tantangan pelaku UMKM di masa new normal dan ketidakpastian kondisi perekonomian.

"Para pelaku UMKM bisa dibilang masih sangat rentan dalam menghadapi sebuah risiko. Maka, mereka harus dapat melakukan sebuah strategi manajemen risiko agar dapat mempertahankan usahanya. Salah satu strategi manajemen risiko yang paling aman adalah transfer risiko, di mana pelaku UMKM memindahkan beban risiko kepada pihak lain yaitu penyedia asuransi," jelasnya kepada Bisnis, Senin (19/7/2021).

Juan menjelaskan jika berbicara tentang asuransi, kebanyakan orang hanya berbicara tentang risiko kematian ataupun kesehatan. Padahal, risiko terhadap aset-aset dari usaha para pelaku UMKM pun penting, apalagi yang bisa berdampak terhadap jalannya sebuah proses usaha dan menimbulkan sebuah kerugian usaha.

"Misalnya, aset dalam bentuk tempat usaha, peralatan, atau mesin, yang menunjang untuk melakukan proses produksi, bahkan sampai dengan gadget yang juga menunjang pelaku UMKM dalam melakukan proses transaksi maupun sebuah strategi pemasaran," tambahnya.

Oleh sebab itu, Juan menilai asuransi mikro yang sesuai kebutuhan para pelaku UMKM dari platform-platform teknologi, diharapkan mampu berperan besar dalam mendorong awareness para pelaku dalam melindungi asetnya.

Pasalnya, risiko tidak memiliki kepastian waktu kapan datangnya, sama seperti kondisi pandemi saat ini. Harapannya, jika hal tersebut datang, para pelaku UMKM sudah siap dan tidak menimbulkan kerugian yang besar karena akan mendapatkan proteksi sesuai dengan perjanjian dalam polis.

Hal ini sesuai dengan laporan DSInnovate bertajuk 'Insurtech Ecosystem in Indonesia Report 2021', di mana ritel bakal menjadi segmen utama Insurtech, sementara B2B masih akan didominasi oleh perusahaan asuransi tradisional.

Laporan tersebut menunjukkan, pendorong utama dari minat produk asuransi dari kanal digital adalah proses klaim dengan persentase 48 persen, lalu sebanyak 39 persen lebih menekankan terkait brand yang terpercaya, 37 persen mengutamakan soal harga produk, dan 11 persen mengutamakan benefit.

Oleh sebab itu, asuransi mikro seperti proteksi gadget dan aset-aset usaha para pelaku UMKM, asuransi travel terutama perjalanan singkat, proteksi berkaitan aktivitas di e-commerce hingga logistik, bakal menjadi kunci penetrasi asuransi terhadap UMKM.

Alasannya, karena masyarakat Indonesia, terutama pelaku UMKM, masih butuh approach berupa real experience dari benefit asuransi, sehingga microinsurance dengan harga relatif murah bakal jadi sarana pengenalan yang paling tepat bagi mereka.

"Para pelaku UMKM memang harus mulai memperhatikan dan memikirkan untuk dapat mengalokasikan dana terkait perlindungan risiko di atas. Hal ini agar pelaku UMKM dapat memberikan sebuah kepastian atas ketidakpastian, menciptakan sebuah ekosistem yang siap dan tangguh dalam menghadapi segala kondisi, dan tentu menjaga keberlangsungan dari UMKM tersebut," ungkap Juan.

Dengan kemudahan teknologi yang dapat memberikan informasi kapan saja dan di mana saja, seharusnya para pelaku UMKM dapat mencari informasi mengenai pentingnya dan bagaimana dapat memiliki sebuah asuransi yang bisa melindungi usahanya.

"Tapi selain dari penetrasi digital, mereka juga harus dibekali ilmu pengaturan keuangan usaha agar dapat mengalokasikan dana untuk memilih perlindungan asuransi yang tepat. Selain itu, peran pemerintah juga penting dalam mensosialisasikan pentingnya strategi manajemen risiko dan perlindungan aset agar menstabilkan,menciptakan kekuatan UMKM, dan juga memastikan keberlangsungan usaha jangka panjang," tutupnya.

Terlebih, UMKM memliki peranan yang sangat penting dalam menunjang perekonomian di Indonesia, yang bahkan memiliki kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 61,07 persen atau senilai dengan Rp8.573,89 triliun, menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada, dan dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini