Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tetap memandang potensi pertumbuhan kredit tahun ini lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn menyampaikan hingga saat ini perseroan masih melakukan melakukan monitoring secara intens terkait kondisi saat ini, khususnya di tengah situasi PPKM Darurat dalam rangka menekan laju penularan pandemi Covid-19 menuju pemulihan ekonomi nasional.
"Terkait pertumbuhan kredit, kami melihat tren pertumbuhan kredit yang lebih baik jika dibandingkan tahun lalu," katanya kepada Bisnis, Rabu (21/7/2021).
Dia menyampaikan beberapa sektor sudah mencatat pemulihan terutama yang terkait dengan komoditas, telekomunikasi, dan infrastruktur. Namun, dia pun mengakui masih ada sektor lainnya yang membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama yaitu hotel, pariwisata, tekstil, dan konstruksi.
Di sisi lain, perseroan juga mengapresiasi langkah Pemerintah yang telah berupaya dengan sangat baik melalui program vaksinasi yang terus meningkat dan cepat, sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak pandemi ini.
"Peraturan relaksasi kredit dari regulator juga sangat kami hargai sejak awal pandemi sehingga perbankan dapat memberikan pelayanan perbankan secara optimal," imbuhnya.
Sementara itu, pada kuartal I/2021, BCA membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp7 triliun. Jika dibandingkan dengan raihan pada periode yang sama pada tahun lalu, maka realisasi laba pada kuartal I/2021 mengalami kenaikan sebesar 7 persen yoy.
Sejalan dengan perekonomian yang berangsur pulih dari pandemi, portofolio total kredit dan obligasi korporasi telah relatif stabil sejak Desember 2020, mencapai Rp610 triliun per 31 Maret 2021. Hal ini didukung oleh penempatan pada obligasi korporasi yang meningkat sebesar 6,9 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2020.
BCA membukukan pertumbuhan kredit yang positif pada segmen korporasi, ditopang permintaan pada industri telekomunikasi, minyak nabati dan hewani, serta perkebunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel