GoPay: Transaksi Hiburan dan Gim Naik Tiga Kali Lipat di Masa Pandemi

Bisnis.com,22 Jul 2021, 19:56 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Fitur gobills di aplikasi Gojek/BisnisTV

Bisnis.com, JAKARTA - GoPay, platform pembayaran & dompet digital dalam ekosistem Gojek mengaku mendapat berkah dari maraknya aktivitas transaksi di segmen hiburan dan gim.

Winny Triswandhani, Head of Corporate Affairs GoPay optimistis hal ini mengindikasikan GoPay terus menjadi andalan masyarakat untuk berbagai
pembayaran kebutuhan sehari-hari, salah satunya dalam membantu mengakses hiburan 'dari rumah saja', karena terbatasnya akses hiburan konvensional di tengah pandemi dan pembatasan sosial.

"Untuk ranah games dan entertainment, data GoPay menunjukkan kenaikan jumlah transaksi GoPay tahun lalu sebesar 3 kali lipat, dan di tahun ini kami prediksi kenaikan tersebut masih terus berlangsung ke depan melihat adanya pergeseran konsumsi konten hiburan yang mengarah ke digital di masa pandemi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (22/7/2021).

Terlebih, dompet digital atau e-wallet memang tengah menjadi andalan masyarakat untuk transaksi cepat, mudah, dan dengan nominal kecil.

Hal tersebut pun diungkap laporan Xendit Payments Platform: Aggregated Transaction Data yang menyebut dompet digital merajai seluruh transaksi smaller ticket size dengan rata-rata nilai Rp55.000, yang notabene sejalan dengan rata-rata biaya langganan bulanan di platform entertainment atau pembelian item di kebanyakan game mobile.

Laporan itu mengungkapkan, hampir 80 persen transaksi dompet digital nilainya di bawah Rp100.000. Adapun, terkhusus sektor hiburan dan gim, transaksi via e-wallet pun merajai lebih dari 50 persen, mengalahkan transaksi via kartu debit, kartu kredit, virtual account perbankan, dan layanan paylater.

"Memang seiring dengan masih rendahnya penetrasi kartu kredit di Indonesia, GoPay menjadi solusi pembayaran bagi para penikmat aplikasi hiburan saat ini karena kemudahan dan keamanannya," tambah Winny.

Beberapa contoh akses transaksi yang diakomodasi GoPay, antara lain sejak 2019 para pengguna Google PlayStore dapat membeli gim atau aplikasi dan melakukan in-app purchase menggunakan GoPay.

"Kami juga memberikan kemudahan dan keamanan pembayaran di Spotify Premium, sehingga pengguna dapat menikmati beragam jutaan lagu dan podcast tanpa iklan di Spotify. Selain itu, GoPay dapat digunakan untuk pembayaran di berbagai aplikasi populer lainnya seperti Disney+ Hotstar, Viu, Iflix, serta HBO Go," jelasnya.

Sejak tahun lalu GoPay juga sudah bisa digunakan untuk pembelian pulsa maupun kuota internet melalui aplikasi MyTelkomsel. Kolaborasi ini turut membuka akses ke masyarakat untuk dapat sekaligus menikmati layanan hiburan lainnya. "Ke depannya kami akan terus berkolaborasi ke berbagai pihak untuk memperluas layanan GoPay agar semakin banyak yang dapat menikmati kepraktisan pembayaran nontunai untuk beragam kebutuhan," tutupnya.

Sekadar informasi, Global Entertainment & Media Outlook PwC juga mencatat industri hiburan dan media global atau E&M yang telah menjadi industri senilai US$2 triliun, tengah mendapatkan kembali momentumnya dengan pencapaian pendapatan yang melampaui ekonomi secara keseluruhan.

Industri ini menuju pertumbuhan sebesar 6,5 persen pada tahun 2021 dan 6,7 persen pada tahun 2022, didorong oleh permintaan yang kuat untuk konten digital dan iklan secara global.

Dalam keterangan terpisah, Chief Digital and Technology Officer di PwC Indonesia Subianto mengungkapkan pendapatan sektor E&M Indonesia secara keseluruhan diperkirakan memiliki tingkat pertumbuhan kumulatif tahunan (CAGR) 8,7 persen dari tahun 2021 - 2025.

"Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pertumbuhan eksponensial dalam akses internet seluler, konsumsi data yang memimpin pertumbuhan kategori seperti video over-the-top/OTT, video game, dan E-sports, serta iklan internet. Kategori seperti bioskop, bisnis B2B, dan di luar rumah terus terkena dampak pandemi, tetapi diperkirakan akan muncul lebih kuat untuk memenuhi permintaan terpendam dari konsumen dan bisnis di Indonesia," jelasnya.

Secara global, pertumbuhan E&M didorong layanan streaming video menjadi marak pada 2020 dan layanan yang akrab disebut streaming video-on-demand (SVOD) ini diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 10,6 persen hingga tahun 2025, menjadikannya industri senilai US$81,3 miliar.

Sementara itu, pendapatan bioskop diproyeksikan baru akan pulih pada 2021 seiring pelonggaran pembatasan sosial, tetapi belum akan pulih ke level sebelum pandemi hingga setidaknya pada 2024.

Selain itu, pendapatan video game dan e-sports terus meningkat pesat, mencapai US$147,7 miliar pada 2020 dengan CAGR 5,7 persen yang diproyeksikan akan memperluas segmen ini menjadi bisnis senilai US$194,4 miliar pada 2025.

Di samping games, virtual reality menjadi segmen E&M yang tumbuh paling cepat, meskipun berasal dari basis yang relatif kecil. Pendapatannya melonjak sebesar 31,7 persen pada tahun 2020 menjadi US$1,8 miliar dan diproyeksikan akan mempertahankan CAGR sebesar 30 persen lebih selama lima tahun ke depan hingga mencapai valuasi bisnis senilai US$6,9 miliar pada tahun 2025.

Terakhir, layanan berkaitan musik akan mencapai pertumbuhan yang kuat setelah sempat mengalami penurunan besar-besaran hingga 74,4 persen dalam pendapatan pertunjukan live music pada tahun 2020.

Total pendapatan musik akan tumbuh dengan CAGR 12,8 persen selama lima tahun ke depan, didorong oleh streaming digital, yang valuasi bisnisnya akan berkembang menjadi US$29,3 miliar pada tahun 2025, bersamaan dengan kembalinya pertunjukan langsung.

Fakta menarik lain yang PwC catat secara global, yaitu pengeluaran untuk iklan internet naik 9 persen menjadi US$336 miliar pada tahun 2020, melampaui pengeluaran iklan non-internet untuk pertama kalinya, dan diproyeksikan akan mencapai pertumbuhan yang kuat sebesar CAGR 7,7 persen selama lima tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini