Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. tidak melakukan revisi target pertumbuhan kredit tahun ini, meski penerapan PPKM Darurat mengganggu penyaluran kredit. Sesuai dengan rencana bisnis bank, pertumbuhan kredit diproyeksi di kisaran 4%-6%.
PPKM Darurat membuat penyaluran kredit melambat. Hal ini tampak dari penyaluran kredit konsumen, yang sebelumnya telah menunjukan tanda-tanda perbaikan pada awal tahun ini.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pada kondisi normal penyaluran kredit kendaraan bermotor (KKB) di kisaran Rp1,8 triliun-Rp2 triliun per bulan, kemudian turun pada tahun lalu menjadi di kisaran Rp90 miliar-Rp200 miliar. Namun, pada kuartal I dan kuartal II tahun ini, KKB bisa mencapai Rp2 triliun atau sama dengan angka sebelum terjadi pandemi.
Akan tetapi di masa PPKM Darurat, kata dia, penyaluran kredit KKB yang sebelumnya di kisaran Rp2 triliun diperkirakan akan turun menjadi sekitar Rp1 triliun-Rp1,2 triliun pada Juli 2021. Demikian juga untuk KPR yang bisa membukukan hingga Rp15 triliun dari penyelenggara KPR online expo pada awal tahun ini, diperkirakan akan turun menjadi hanya sekitar Rp3,5 triliun-Rp4 triliun.
"Kita tidak menyalahkan siapa-siapa. Kondisi Covid ini menyeramkan terutama tambahan korban karena ini nyawa manusia yang harus kita perhitungkan. Sehingga mau tidak mau PPKM harus dijalankan untuk menurunkan jumlah penderita covid. Namun, di sisi lain ini seperti buah simalakama. Fakta bahwa kredit konsumen yang tadinya sudah mulai meningkat dalam bentuk KPR maupun KKB, tapi dengan adanya situasi pengetatan ini mobilitas masyarakat berkurang dan tidak bisa keluar rumah, ya transaksi itu tidak terjadi," katanya dalam konferensi pers, Kamis (22/7/2021).
Meski begitu, Jahja optimistis keadaan akan kembali seperti Januari Februari awal tahun ini sehingga penyaluran kredit tetap dapat berkembang. Adapun, pada semester II/2021, kata dia, penyaluran kredit masih sulit diprediksi.
Jahja menyebut ada beberapa sektor korporasi yang masih prospekif seperti bisnis yang berorientasi ekspor di antaranya CPO, pertambangan. Selain itu, bisnis logistik dan transportasi tetap akan berjaya. Namun, hal itu belum bisa mendukung keseluruhan kredit. Jahja menyebut kredit korporasi menyumbang sekitar 46% terhadap total kredit BCA.
"Tapi kita tidak bisa mengesampingkan bisnis yang berorientasi ekspor. Di korporasi ini lumayan. Komoditas harganya juga relatif membaik apakah itu dari CPO, pertambangan, dan mungkin seperti bisnis logistik, transportasi tetap akan berjaya. Hanya memang ini belum bisa mendukung keseluruhan kredit," katanya.
Direktur Vera Eve Lim menambahkan BCA tidak melakukan revisi pertumbuhan kredit. Sehingga target kredit masih sesuai dengan rencana bisnis bank.
"Arahan kita pertumbuhan tidak jauh beda di kisaran 4%-6% untuk tahun ini. Kita lihat kondisinya kalau membaik, kami yakin permintaan kredit akan cepat dan demandnya tumbuh kembali," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel