Peringkat Surat Utang Industri Pembiayaan Stabil di Tengah Pandemi

Bisnis.com,23 Jul 2021, 01:00 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Logo Pefindo Biro Kredit/Pefindo

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) melihat rating surat utang industri pembiayaan masih terbilang kuat di tengah kembali melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia pada periode 2021.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan (Fi Ratings) Pefindo Danan Dito menjelaskan, bahwa efek pandemi terhadap rating industri pembiayaan dan multifinance terbilang kecil.

"Kalau untuk rating, cenderung stabil. Justru malah ada kenaikan. Terdorong dari perbaikan portofolio [pembiayaan], atau dukungan induk yang diperlukan lebih kuat. Contohnya, seperti BRI multifinance yang naik rating, atau outlook PNM yang kami jadikan positif," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (22/7/2021).

Secara terperinci, peringkat korporasi PT BRI Multifinance Indonesia (BRIF) naik dari idAA-/stabil sejak 2018 menjadi idAA/stabil, begitu juga dengan MTN I Tahun 2019 terbitannya. Terdorong dukungan lebih kuat dari induknya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BBRI), dan potensi BRI Multifinance ikut berkontribusi dalam mengakomodasi kebutuhan pembiayaan di ekosistem holding Ultra Mikro.

Adapun, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) mewakili industri pembiayaan pelat merah untuk segmen mikro, sebelumnya diturunkan karena banyak nasabahnya terdampak pandemi. Kini, setelah PNM mendapatkan guyuran permodalan yang kuat diiringi amanat pemerintah untuk ikut memperbesar pembiayaan mikro wanita di pedesaan, outlook PNM naik, dari idA+/negative menjadi idA+/stabil.

Di samping itu, Pefindo masih meramal penerbitan surat utang dari sektor pembiayaan masih akan semarak, terdorong oleh refinancing surat utang jatuh tempo, serta tren cost of fund murah dari tren suku bunga yang masih rendah, sentimen positif dari industri berkaitan seperti otomotif dan komoditas, serta kebutuhan perusahaan melakukan diverifikasi sumber pendanaan.

Terlebih, bagi multifinance di bawah naungan perbankan atau korporasi besar yang lebih fleksibel dalam mencari sumber pendanaan, sehingga memiliki likuiditas memadai ketimbang multifinance independen. Sementara itu, industri pembiayaan didominasi jajaran BUMN dan pembiayaan infrastruktur, sehingga sudah pasti ikut dijaga keberlangsungannya oleh pemerintah.

Adapun, berdasarkan realisasi penerbitan surat utang nasional hingga akhir semester II/2021 senilai Rp20,14 triliun, multifinance yang kebanyakan bergerak di pembiayaan konsumen menyumbang porsi Rp7,72 triliun, sementara dari industri pembiayaan mencapai Rp4,65 triliun.

Ke depan, di sektor pembiayaan, Pefindo masih menerima mandat penerbitan dari 4 perusahaan multifinance senilai Rp4,2 triliun, serta satu perusahaan pembiayaan senilai Rp3,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini