Bisnis.com, JAKARTA - Perkembangan digitalisasi dan pandemi Covid-19 mendorong perbankan untuk menutup sejumlah kantor cabang.
Terlebih di masa pandemi, aktivitas masyarakat dibatasi untuk menekan penyebaran virus sehingga nasabah didorong bertransaksi melalui jaringan elektronik atau digital.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2021 jumlah kantor cabang perbankan sebayak 29.780 unit, berkurang 1.232 unit dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Berikut daftar bank yang memutuskan untuk menutup beberapa jaringan kantor cabang dalam upaya mengoptimalisasi layanan digital serta mencegah penyebaran Covid-19:
Bank Mandiri
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi As Atturidha mengatakan sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, Bank Mandiri juga secara berkala melakukan penutupan operasional cabang sementara, khususnya di wilayah yang berada di zona merah atau hitam Covid-19 untuk menekan laju penyebaran virus serta meminimalisir kerumunan di kantor cabang.
"Adapun, sebagai langkah optimalisasi kantor cabang dan pemanfaatan digitalisasi perbankan sesuai dengan rencana bisnis tahun 2021 periode revisi yang sudah disampaikan ke OJK, Bank Mandiri telah melakukan penutupan jaringan cabang sebanyak 92 kantor cabang," kata Rudi kepada Bisnis pada Rabu (21/7/2021)
Rudi pun menjelaskan penutupan sejumlah kantor cabang tersebut juga telah dilakukan melalui pertimbangan yang matang, termasuk faktor lokasi yang saling berdekatan dan tingkat penetrasi teknologi digital di lokasi tersebut.
Sampai dengan 30 Juni 2021 jaringan Kantor Bank Mandiri berjumlah 2.426 cabang tersebar di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 140 kantor cabang (KC), 2.220 kantor cabang pembantu (KCP) dan 66 kantor kas (KK).
"Ke depan, Bank Mandiri tetap akan mengkaji potensi pembukaan dan relokasi kantor cabang di area potensial sesuai dengan kebutuhan masyarakat," tutup Rudi.
BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) mencatatakan per Maret 2021 jumlah kantor cabang berkurang sebesar 341 dibandingkan Maret 2020.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan secara alami, akibat adanya digitalisasi serta perubahan perilaku masyarakat menyebabkan keberadaan dan fungsi kantor cabang bank konvensional akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu.
"Pandemi yang terjadi menjadi akselerator digitalisasi tersebut, sehingga mempercepat proses yang ada," ujar Aestika ketika dihubungi Bisnis pada Rabu (21/7/2021)
Aestika pun menjelaskan hingga akhir Maret 2021 tercatat jumlah outlet konvensional BRI sebanyak 9.241 kantor atau berkurang sebesar 341 dibandingkan dengan jumlah outlet konvensional BRI pada Maret 2020 yaitu sebanyak 9.582 kantor.
Dia pun mengatakan ke depan BRI akan terus fokus dalam menjalankan transformasi digital, dengan fokus pada area bisnis, transaksi, ekosistem dan internal process.
"Pengembangan jaringan BRI akan difokuskan pada Agen BRILink, yang pada akhir Juni 2021 tercatat sebanyak 465.000 orang dengan transaksi mencapai Rp414 triliun," tutup Aestika.
BTN
Direktur Distribution & Ritel Funding BTN Jasmin menyampaikan perseroan telah menutup 130 kantor kas selama tahun lalu dan masih akan menutup hingga 30 kantor kas lagi pada tahun ini.
"Strategi ke depan lebih banyak untuk peningkatan produktivitas kantor cabang existing, baik di sisi funding maupun lending," katanya, Rabu (21/7/2021).
Dia menyampaikan upaya penutupan kantor juga semakin efektif dengan semakin banyaknya pihak ketiga yang bekerja sama dengan perseroan.
Baru-baru ini perseroan bekerja sama dengan Pos Indonesia untuk melayani pembukaan Tab Batara Pos sehingga BTN tidak perlu buka cabang banyak untuk akuisisi nasabah baru.
"Kami juga partnership dengan agen-agen laku pandai dengan sharing fee untuk melayani daerah-daerah jauh dengan pengembangan digital banking," katanya.
BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. berencana menutup sebanyak 96 kantor cabang. Dalam keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (18/5/2021), manajemen BNI menyampaikan rencana yang akan dilakukan pada 2021 tersebut merupakan langkah bisnis biasa, yang telah dicantumkan dalam rencana bisnis bank (RBB) 2021.
"Penutupan dilakukan berdasarkan pertimbangan bisnis, termasuk di antaranya transformasi layanan digital melalui berbagai channel, laju perkembangan daerah, tren transaksi, habisnya periode sewa outlet, serta penutupan outlet di Aceh karena dikonversi menjadi bank syariah dalam rangka implementasi Qanun," demikian penjelasan dalam keterbukaan BNI yang dikutip Bisnis.
Outlet yang akan ditutup berupa kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, dan payment point. BNI menyampaikan tidak ada satupun karyawan yang diputus hubungan kerjanya karena kebijakan tersebut.
Nantinya, karyawan akan ditugaskan pada outlet terdekat sesuai dengan kompetensinya. "Terkait penutupan outlet akibat implementasi Qanun, pegawai yang ditempatkan akan tetap bekerja di outlet tersebut, tetapi di bawah entitas yang berbeda [BSI]," tambah manajemen.
Bagi BBNI, penutupan 96 kantor cabang ini tidak memberikan dampak yang material pada kinerja keuangan. Sementara itu, perseroan juga telah memasukkan dalam RBB tahun 2021 rencana pembukaan 22 jaringan kantor baru.
Bank Panin
Melihat tren penutupan kantor cabang seiring dengan efektivitas digital banking, Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo mengatakan perseroan juga melakukan strategi yang tak jauh berbeda.
"Kurang lebih sama, tidak bisa dihindari, kemajuan teknologi mengubah kebiasaan nasabah bank secara signifikan. Tidak ada pilihan lain bagi bank, kecuali menyesuaikan dengan perubahan yang ada," katanya.
Dia pun mengatakan perseroan telah memiliki tim khusus untuk menangani efisiensi kantor cabang ini, sehingga penutupan dapat mengurangi beban sekaligus tetap menjaga kualitas pelayanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel