Penyaluran Bansos di Jateng Belum Optimal, Wapres Sentil Kepala Daerah

Bisnis.com,24 Jul 2021, 14:09 WIB
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin memberikan sambutan pada acara Bedah Buku Darul Misaq: Indonesia Negara Kesepakatan, secara daring dari Jakarta, Senin (7/6/2021)./Antara/Asdep KIP Setwapres

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyoroti belum maksimalnya penyaluran bantuan sosial (Bansos) di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya selama masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Di Jawa Tengah, penyaluran PKH [Program Keluarga Harapan] dari target 548.166 keluarga itu penerima manfaat atau KPM baru mencapai 359.057, artinya baru 65,4 persen. Untuk program kartu sembako, dari target 3,8 [juta] baru 2,96 juta berarti masih 76 persen," kata Ma'ruf dalam siaran pers Sekretariat Kabinet, Sabtu (24/7/2021).

Menurut Ma'ruf, sepanjang PPKM Darurat masih diterapkan, penyaluran bantuan mesti dipercepat guna mengatasi kesulitan ekonomi masyarakat.

Imbauan serupa juga diserukan Ma'ruf untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang didanai dengan alokasi dana desa, serta bantuan sosial lain yang telah dianggarkan melalui APBD Pemprov Jawa Tengah.

"Kalau ada hal-hal yang masih dikhawatirkan untuk percepatannya, Kejaksaan, Polri dan BPKP dan juga pak Jaksa Agung akan memberikan arahan bahwa nanti dari kejaksaan, dari tingkat provinsi juga akan membantu," ujarnya.

Jawa Tengah memang termasuk salah satu daerah yang relatif rawan terhadap persebaran Covid-19. Pada Jumat (23/7) kemarin saja misalnya, dari jumlah penambahan kasus harian di Indonesia sebanyak 49.071, tak kurang dari 4.498 kasus di antaranya berasal dari Jawa Tengah.

Mengacu data Satgas Penanganan Covid-19 BNPB, hingga Jumat (23/7) kemarin jumlah kasus kumulatif Covid-19 di Jawa Tengah telah mencapai 343.350 kasus atau setara 11,13 persen dari kasus kumulatif di Indonesia yang telah menembus 3.082.410 kasus.

Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Jawa Tengah juga telah menembus 16.212 jiwa, atau setara 20,11 persen total angka kematian nasional yang mencapai 80.598 jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini