KKP Dorong Riset Pengolahan Rumput Laut Tanpa Limbah

Bisnis.com,24 Jul 2021, 19:18 WIB
Penulis: Rio Sandy Pradana
Rumput laut/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong riset pengolahan rumput laut tanpa limbah untuk menghasilkan nilai tambah.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara eksportir rumput laut terbesar dunia.

Pihaknya telah melakukan riset terkait dengan pengolahan rumput laut tanpa limbah dan menjalin sejumlah kerja sama. Salah satu kerja sama dilakukan dengan satu sebuah perusahaan di Pandaan, Jawa timur, untuk mengembangkan instalasi pengolahan limbah cair dan padat.

“Ini suatu terobosan yang baik, peluang ini harus terus dikembangkan, sehingga pada akhirnya nanti kita akan mengatakan kepada Indonesia bahwa hasil-hasil riset inovasi dari Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan memberikan sumbangsih secara nyata bagi pembangunan Indonesia," kata Sjarief dalam siaran pers, Sabtu (24/7/2021).

Menurutnya, Indonesia bisa mengurangi ekspor rumput laut bahan mentah dengan mendorong terjadinya proses pengolahan. Tujuannya bisa memberikan nilai tambah sekaligus bisa menghasilkan produk samping berupa pengolahan limbah padat dan cair dari industri tersebut yang masih bisa dimanfaatkan.

Dia menuturkan rumput laut tersebut ada yang diolah menjadi produk kosmetik, farmasi, makanan, bumbu, agar-agar, puding, jelly, dan pangan fungsional lainnya. Upaya pengolahan tersebut, harus dipikirkan agar bisa menghasilkan produk yang memberi kemanfaatan tinggi dan tidak menghasilkan limbah yang akhirnya dapat menjadi masalah baru bagi industri dan lingkungan sekitarnya.

Limbah pengolahan rumput laut Gracilaria dan Cottonii dalam negeri menghasilkan limbah cair sebanyak 8.174.150 m3 dan limbah padat 62.506 ton per tahun. Limbah ini harus dimanfaatkan, sehingga sejalan dengan blue economy yang dikembangkan KKP.

Potensi pemanfaatan limbah cair antara lain daur ulang dan pupuk cair, sedangkan limbah padat dapat menjadi bahan baku keramik, particle board, pupuk, bata ringan, dan sebagainya.

Pada 2018 Indonesia menjadi pengekspor rumput laut tertinggi dunia yang didominasi jenis Eucheuma cottonii. Indonesia masuk dalam jajaran produsen utama rumput laut dunia, menguasai lebih dari 80 persen supply share, utamanya untuk tujuan ekspor ke China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini