Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan pembiayaan (multifinance) meracik strategi demi mencapai keseimbangan untuk menerapkan mitigasi risiko yang baik di era lonjakan kasus Covid-19 dan pembatasan sosial, namun tetap sanggup mengambil momentum pertumbuhan pembiayaan baru.
PT BCA Finance menjadi salah satu contoh yang masih konservatif, namun tetap menargetkan pertumbuhan, salah satunya lewat membuat produk baru.
"Kondisi sekarang memang seleksi kami lebih ketat. Kami tidak ada promo khusus juga. Tapi, suku bunga kami sudah sangat menarik, dan tenor pinjaman bisa sampai 8 tahun," ujar Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim, Senin (26/7/2021).
Sekadar informasi, inovasi pembiayaan ini bertajuk 'Mini for Max', mengakomodasi konsumen hanya membayar uang muka sebesar 20 persen dan membayar angsuran 30 persen dari harga kendaran selama 4 tahun. Sisanya, atau sekitar 50 persen dari harga mobil tersebut, dapat dilunasi atau langsung dicicil kembali selama 4 tahun berikutnya.
Program ini pun hanya berlaku untuk nasabah BCA Finance dan Bank BCA di area Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Makassar, dan Manado.
Lewat langkah tersebut, multifinance anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. ini nyatanya berhasil mempertahankan tingkat non-performing financing (NPF) di kisaran 1,9 persen saja, dengan capaian pembiayaan baru pada paruh 2021 menyentuh Rp12,1 triliun, atau lebih tinggi 33 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu.
Roni pun masih optimistis pihaknya mampu mencapai target pembiayaan baru sepanjang 2021 di kisaran Rp30 triliun, hampir menyentuh capaian sebelum pandemi atau periode 2019 di angka Rp33,2 triliun, setelah pada 2020 anjlok hanya di Rp15,78 triliun.
Adapun, bagi PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) sebagai multifinance yang mengandalkan produk kredit mobil bekas, keseimbangan bisa dicapai karena basis nasabah segmen ini biasanya benar-benar mengincar jenis mobil 'lawas' tertentu yang masih diminati.
"Sebenarnya mobil baru dan bekas masing-masing ada risikonya, yang penting kita harus menjalankan proses identifikasi dan mitigasi risiko secara benar di awal proses pembiayaan, bukan setelah kontrak berjalan dan konsumen sudah menunggak," ungkap Finance Director BFI Finance Sudjono.
Sekadar informasi, sepanjang semester I/2021, pembiayaan baru multifinance berkode BFIN ini tembus Rp6,1 triliun, atau naik 48,7 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan pembiayaan mobil bekas menyumbang persentase 71,2 persen dari total nilai booking, atau senilai Rp4,34 triliun.
Adapun, rasio NPF mampu terkelola dengan baik di level 2,15 persen, turun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,73 persen
Menurutnya, salah satu kelebihan mobil bekas adalah depresiasi mobil sudah tidak sebesar dan secepat mobil baru. Sehingga, apabila terjadi kelalaian bayar angsuran yang menyebabkan terjadinya pengambilan kembali jaminan, tingkat kerugian biasanya tidak terlalu besar.
Sebelumnya, penyaluran BFIN sepanjang 2020 pun hanya Rp7,6 triliun, merosot hingga 52,2 persen (yoy) dari Rp15,89 triliun pada 2019. Apabila pandemi sanggup tertangani, BFIN masih optimistis pembiayaan baru sepanjang 2021 masih bisa menyentuh capaian periode sebelum pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel