ADPI: Portofolio Investasi Dana Pensiun di Pasar Modal Aman dari 'Guncangan' Pandemi

Bisnis.com,27 Jul 2021, 13:11 WIB
Penulis: Wibi Pangestu Pratama
Dana pensiun/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Portofolio investor institusi, seperti industri dana pensiun, di pasar modal dinilai tetap stabil selama pandemi Covid-19. Hal tersebut dinilai sebagai sinyal positif bagi pasar modal dalam negeri, di tengah pesatnya pertumbuhan investor ritel.

Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri menjelaskan, sebagai bisnis jangka panjang, pengelolaan investasi menjadi aspek penting bagi industri dana pensiun. Kualitas pasar modal menjadi pertimbangan besar bagi pihaknya untuk menempatkan dana di sana.

Menurut Suheri, portofolio dana pensiun relatif tidak banyak bergerak di pasar modal, termasuk saat pandemi Covid-19. Komposisi investasi yang ada saat ini sudah mendekati kondisi sebelum pandemi, sehingga terdapat potensi kinerja imbal hasil yang optimal.

"Kalau dilihat di dana pensiun relatif tidak banyak bergerak, termasuk saat pandemi Covid-19. Cuma memang pada Maret–April 2020 terjadi penurunan, tidak terlalu banyak, kemudian kembali kepada kondisi mendekati sebelum Covid," ujar Suheri pada Selasa (27/7/2021).

Industri dana pensiun mencatatkan nilai investasi Rp306,4 triliun per Mei 2021, jumlah tersebut tumbuh 11,29 persen (year-on-year/yoy) dari sebelumnya Rp275,37 triliun. Dengan catatan itu, hasil investasi industri per Mei 2021 mencapai Rp8,9 triliun atau melesat 21,48 persen (yoy) dari sebelumnya Rp7, 3 triliun.

Dari sisi komposisi, menurut Suheri, industri dana pensiun menunjukkan performa yang relatif stabil. Misalnya, penempatan investasi di instrumen deposito berjangka senilai Rp82,3 triliun atau mencakup 26,8 persen dari nilai investasi, dan menurut Suheri sebelum pandemi Covid-19 komposisinya berada di kisaran 26 persen.

Penempatan investasi di surat berharga negara (SBN) per Mei 2021 mencapai Rp83,19 triliun atau 27,14% dari total portofolio. Jumlahnya meningkat dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19 yang berada di kisaran 24 persen.

"Saham ini 9,5 persen, memang terjadi penurunan karena sebelum Covid-19 sekitar 12 persen. Obligasi korporasi biasanya sekitar 19 persen–20 persen, [komposisinya] tetap. Reksa dana saat ini 5,37 persen, yang sebelumnya [pra pandemi Covid-19] sekitar 6 persen," ujar Suheri.

Dia menilai bahwa data tersebut menunjukkan stabilnya penempatan investasi oleh para investor institusi, meskipun terdapat gejolak cukup besar yang pernah terjadi di pasar modal dalam negeri saat pandemi Covid-19 pertama kali menghantam Indonesia.

"Kami memperhatikan di sini bahwa sebetulnya investor institusi itu relatif stabil, jadi yang sekarang sangat bergairah itu sebetulnya investor ritel," ujarnya.

Dia menjabarkan bahwa kepemilikan investor ritel di pasar modal mencakup 14,4 persen dari total saham yang ada, meningkat lebih dari dua kali lipat dari 6,5 persen pada 2015. Baiknya kualitas pasar modal dinilai akan menarik lebih banyak investor untuk menyimpan dananya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini