Bisnis.com, JAKARTA - Bos perusahaan jalan tol Jusuf Hamka menyatakan tetap akan setia menggunakan produk keuangan perbankan syariah, meski tetap menyayangkan beberapa praktik yang dilakukan oleh oknum di bank-bank syariah.
Dia menyampaikan perusahaannya masih memiliki ruang untuk dapat terus meningkatkan kinerja dengan memanfaatkan modal usaha dari bank syariah. Bahkan perusahaannya memiliki rencana untuk menambah pinjaman baru sekitar Rp1,5 triliun lagi untuk menyelesaikan salah satu proyek.
"Rencananya dengan Bank BSI. BSI lebih manusiawi dan benar serius kesyariahan. Ticket size pinjaman Rp1,5 triliun. Harus tahun ini, kami ambil karena mau selesaikan tahun ini," katanya
Menurutnya, potensi pemulihan kinerja sudah dekat dan sektor UMKM pun sudah bersiap-siap untuk beroperasi secara ekspansif ketika pemerintah memberi sedikit pelonggaran mobilitas.
Lebih lanjut, Jusuf Hamka menuturkan dirinya tidak pernah kecewa dengan sistem perbankan syatiah secara umum. "Tidak ada yang salah dengan sistem syariah. Cuma memang ada beberapa oknum [yang berkedok]. Saya harap pengurus bank syariah mengambil test wawasan syariah secara benar."
Sebagai informasi, Jusuf merupakan pimpinan PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ), anak usaha PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP). Pada 2016, CMLJ mendapatkan fasilitas pembiayaan sindikasi dari 7 bank syariah senilai Rp834 miliar, dengan akad pembiayaan Al Murabahah (akad pembiayaan jual beli) dengan indikasi yield/marjin setara 11 persen, tenor 14 tahun (168 bulan), untuk proyek pembangunan jalan tol Soreang–Pasirkoja Bandung (Soroja).
Jusuf juga dia menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak dan menyatakan tidak bermaksud menuduh atau mendiskreditkan perbankan syariah kejam.
"Pernyataan tentang perbankan syariah yang dalam pemberitaan disebutkan 'kejam' tersebut adalah respons jawaban spontan saya terhadap pertanyaan wartawan dan pertanyaan host salah satu acara podcast Youtube," demikian tertulis dalam klarifikasi yang ditandatangani oleh Jusuf Hamka.
Selain itu, dia menyatakan mendukung sepenuhnya perbankan syariah. Saat ini perusahaannya telah menggunakan pembiayaan dari bank syariah untuk pembangunan infrastruktur jalan tol di Bandung. Bahkan, lanjutnya, perusahaannya akan mendapatkan fasilitas pembiayaan perbankan syariah untuk proyek infrastruktur jalan tol lainnya yang nilainya cukup besar.
Jusuf juga menyebutkan permasalahan yang terjadi sebenarnya bukan terkait sistem dan perbankan syariah, melainkan terkait hubungan nasabah dengan bank dimana ada proses negosiasi dalam penyelesaian kewajiban pembiayaan yang belum memperoleh kesepakatan antara pihaknya selaku nasabah dengan sindikasi bank syariah yang terdiri dari beberapa bank syariah.
Permasalahan tersebut menyangkut pelunasan dipercepat atas pembiayaan sindikasi dari bank syariah, di mana terdapat persepsi dan perbedaan perhitungan kewajiban pelunasan tersebut antara perhitungan dari perusahaan sebagai nasabah dengan pihak bank sindikasi.
"Sebenarnya pihak kami dan bank syariah sindikasi sudah melakukan beberapa kali pertemuan dan mencapai kesekapakan dalam beberapa hal, namun masih ada hal yang masih belum memperoleh kesepakatan dari kami," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel