Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpeluang bergerak turun dalam jangka pendek di tengah sentimen tingginya tingkat imbal hasil obligasi AS serta kegugupan pasar menjelang pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada tengah pekan ini.
Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (27/7/2021), hingga 10.50 WIB, harga emas spot terpantau naik 0,10 persen ke posisi US$1.799,47 per troy ounce. Sementara itu, emas Comex mengalami tekanan 0,02 persen menjadi di level US$1.803,10 per troy ounce.
Riset Monex Investindo Futures menjelaskan, penurunan emas berpotensi terbatas di tengah sedang tertekannya dolar AS setelah perilisan data penjualan rumah baru di AS yang hasilnya lebih rendah dari estimasi.
“Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari data CB Consumer Confidence AS yang dirilis pukul 21:00 WIB,” tulis Monex, Kamis (27/7/2021).
Menurut Monex, emas berpeluang dijual dalam jangka pendek selama bergerak di bawah level resisten di US$1.803 karena berpotensi turun menguji level support terdekat di US$1.790 per troy ounce.
Sebagai alternatif, jika bergerak naik hingga menembus ke atas leve US$1.803, maka emas berpeluang dibeli oleh investor lantaran berpotensi naik lebih lanjut mengincar resisten selanjutnya di US$1.811 per troy ounce.
Hingga 15.10 WIB, emas spot terkoreksi 0,04 persen atau 0,73 poin menjadi di level US$1.796,90 per troy ounce.
Adapun, emas Comex kontrak Desember 2021 juga melemah 0,04 persen atau 0,80 poin menjadi US$1.802,60 per troy ounce.
Hingga 13.35 WIB, emas spot tertekan 0,13 persen menjadi di posisi US$1.795,30 per troy ounce.
Sementara, emas Comex kontrak Desember 2021 anjlok 0,22 persen menjadi di level US$1.799,40 per troyu ounce.
Hingga 11.40 WIB, emas spot terpantau menguat 0,03 persen menjadi di posisi US$1.798,25 per troy ounce.
Sementara emas Comex kontrak Desember 2021 melemah 0,08 persen menjadi di US$1.801,90 per troy ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel