Ini Tantangan Penggunaan Teknologi Bersih di Batu Bara

Bisnis.com,27 Jul 2021, 15:44 WIB
Penulis: Denis Riantiza Meilanova
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA—Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan bahwa penggunaan teknologi berbasis energi bersih dalam pemanfaatan batu bara masih menghadapi sejumlah tantangan.

Ridwan menuturkan, penggunaan teknologi berbasis energi bersih terus didorong untuk mengoptimalkan pemanfaatan batu bara. Hal itu dilakukan agar pemanfaatan batu bara bisa sejalan dengan langkah menekan penurunan emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor energy.

“Salah satu upaya Pemerintah saat ini adalah mendorong agar batu bara dimanfaatkan dengan lebih bersih. Kami selalu berusaha menggunakan teknologi batu bara dengan cara yang lebih bersih,” ujar Ridwan dikutip Selasa (27/7/2021).

Namun demikian, penggunaan teknologi bersih dalam pemanfaatan batu bara masih menghadapi sejumlah tantangan, yakni penguasaan teknologi dan menciptakan skala keekonomian.

“Tantangan ini besar sekali, sehingga berbagai proyek hilirisasi batu bara yang sudah dicanangkan sampai saat ini masih berjalan dengan kecepatan yang belum sesuai ekspektasi,” ujarnya.

Ridwan pun mengakui dari total 1.262 giga ton emisi karbon dioksida yang dihasilkan di Indonesia, sebanyak 35 persen berasal dari pembangkit listrik batu bara.

Oleh karena itu, teknologi seperti carbon capture, utilization, and storage (CCUS), perlu terus didorong. Teknologi CCUS diyakini akan mengurangi emisi CO2 akibat pembakaran batu bara.

“Berdasarkan studi PLN dan World Bank pada 2015, CCUS secara teknis layak untuk dikembangkan di Indonesia,” katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Lili Sunardi
Terkini