BI Paparkan Tiga Peran Penting ISEI dalam Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional

Bisnis.com,27 Jul 2021, 18:26 WIB
Penulis: Maria Elena
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo memberikan paparan dalam pembukaan CORE Economic Outlook 2019 bertajuk Memperkuat Ekonomi di tengah Tekanan Global, di Jakarta, Rabu (21/11/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyampaikan bahwa Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) memiliki tiga peran penting dalam mendukung akselerasi pemulihan ekonomi di era digital, khususnya dalam mengantisipasi kompleksitas model bisnis serta risiko ekonomi dan keuangan di era digital.

Hal ini disampaikannya di webinar publik BI–ISEI Jawa dengan tema Digitalisasi, Inklusi Keuangan, dan Pemulihan Ekonomi yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (27/7/2021).

Dody memaparkan, peran pertama dari ISEI adalah memahami perkembangan isu terkini, serta berbagai inisiatif yang ditempuh otoritas secara global.

Kedua, memberikan dukungan terhadap penguatan regulatory reform di era digital yang berfokus pada simplifikasi proses perizinan dan kerja sama antarpelaku industri yang lebih dinamis, restrukturisasi industri sistem pembayaran untuk memastikan terjaganya kepentingan nasional dan playing field yang seimbang, serta pengawasan yang terintegrasi.

“Ketiga, bersama-sama memanfaatkan potensi digital melalui dukungan layanan finansial untuk meningkatkan intermediasi dari jasa keuangan ke sektor potensial, termasuk pemasaran produk-produk UMKM kepada pasar global,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi IV Kemenko Perekonomian RI Rudy Salahudin menyampaikan bahwa pandemi telah mengubah perilaku konsumen menjadi less contact economy, lebih banyak melakukan aktivitas di rumah, serta belanja secara daring.

Dia mengatakan selama periode pandemi transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap tumbuh tinggi karena dipengaruhi beberapa faktor, yaitu meningkatnya akseptansi dan preferensi masyarakat berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, dan akselerasi perbankan digital.

“Hal ini sekaligus melanjutkan perkembangan positif sesuai perkiraan beberapa lembaga assessor terkemuka terhadap potensi transaksi digital Indonesia yang mampu tumbuh hingga dua digit setiap tahunnya, atau menyentuh US$124 miliar pada 2025 mendatang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini