Soal Data Covid-19, Ridwan Kamil: Jabar Transparan Apa Adanya

Bisnis.com,29 Jul 2021, 17:08 WIB
Penulis: Wisnu Wage Pamungkas
Gubernur Jabar Ridwan Kamil

Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan pihaknya bersikap terbuka dan proaktif dalam melakukan penanganan Covid-19, termasuk melansir data.

Ridwan Kamil mengatakan pihaknya secara umum bersikap proaktif dan terbuka dalam setiap upaya penanganan Covid-19. Proaktif mengatasi persoalan tingkat keterisian rumah sakit hingga perbaikan neraca oksigen guna mencegah kelangkaan.

“Kedua harus transparan data apa adanya, kalau baik dibilang baik kalau buruk kita terima, kita respons,” katanya dalam jumpa pers daring di Bandung, Kamis (29/7/2021).

Namun untuk masalah data komitmen transparan ini pihaknya menghadapi persoalan yang lumayan kompleks. Data diramu kabupaten/kota dan baru dipublikasi provinsi usai diumumkan Pusat.

“Karena kami sebagai provinsi itu posisinya bukan di tengah posisinya di akhir. Jadi urusan data itu kota kabupaten langsung lapor ke pusat, pusat mengumumkan baru kita tarik dan kita jadikan data provinsi,” tuturnya.

Menurutnya data Covid-19 dilaporkan daerah setiap hari, khususnya tingkat kematian. Angka kematian di Jabar sendiri per hari ini di angka 1,5 persen dibanding Nasional.

“Tingkat kematian kita di 1,5 persen per hari ini. cukup naik dari dari minggu sebelumnya 0,08 persen. Nasional ada di 2,60 persen,” katanya.

Tercatat saat ini ada tiga kota/kabupaten yang tingkat kematiannya tertinggi, yakni kabupaten Garut 4,08 persen, Kabupaten Karawang 4,02 persen dan Tasikmalaya 3,51 persen.

Dia menilai idealnya data dari kabupaten/kota lalu masuk ke provinsi untuk diverifikasi. Namun pusat memutuskan alurnya tidak demikian. Data yang dikelola provinsi lewat pitur Pikobar sendiri sudah menunjukkan efektif melahirkan kebijakan yang tepat.

“Contoh pada saat ada kebingungan di isoman kita bisa lebih cepat merespons seperti dengan obat gratis,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta media jika membandingkan data Covid-19 satu provinsi dengan provinsi lainnya harus disertai dengan penjelasan demografi.

“Berapa jumlah populasinya. ada populasi provinsi yang hanya 3 juta, lima juta, berbanding dengan Jabar yang 50 [jiwa] juta. Jadi memang kalau urusan jumlah kami selalu menjadii tantangan, bansos, vaksin juga sama. Jadi bisa disampaikan secara persentase, bisa juga disampaikan secara jumlah riil,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini