BI Harap Pemain Fintech Aktif Bekali Milenial Soal Ekonomi Digital

Bisnis.com,29 Jul 2021, 01:57 WIB
Penulis: Aziz Rahardyan
Financial Technology (Fintech)/channelasia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia berharap besar generasi muda semakin cerdas dalam mengelola keuangan, terutama dengan semakin banyaknya teknologi digital saat ini dengan berbagai pilihan instrumen pembayaran yang ada.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan menjelaskan hal ini menilik generasi ini merupakan critical economic players buat Indonesia.

Namun, kebanyakan masih rentan secara finansial dan literasi terhadap produk keuangan belum memadai. Sehingga milenial terbilang masih mudah terpengaruh ajakan orang seperti influencer dalam memilih produk finansial, yang belum tentu cocok buat diri mereka dan kebutuhan mereka.

Oleh sebab itu, para pemain fintech pembayaran yang juga ikut mengakomodasi transaksi mulai dari pinjaman singkat atau paylater, asuransi, sampai investasi, harapannya terus aktif meningkatkan literasi para milenial berkaitan produk-produk keuangan tersebut.

"Kita dorong mereka bukan hanya tech-savvy tapi juga financial-savvy. Karena dengan literasi yang minim, mereka masih punya risiko mudah terperdaya. Jadi edukasi, terutama untuk milenial, tidak cukup hanya dilakukan oleh satu-dua orang saja, apalagi hanya dari regulator," ujarnya dalam diskusi virtual bersama GoPay, Rabu (28/7/2021).

Junanto mengungkap pasalnya berbagai inovasi yang dilakukan pelaku fintech, terutama penyelenggara sistem pembayaran, memiliki potensi untuk memudahkan masyarakat dalam bereksplorasi mengatur keuangannya, yang pada gilirannya akan mendukung
pemulihan ekonomi.

Oleh sebab itu BI mendukung salah satunya kampanye edukasi bertajuk FinanSiap besutan GoPay, yang berupaya menghadirkan wadah edukasi keuangan yang mengupas secara holistik seputar pengelolaan keuangan agar anak muda mampu mengatur keuangan dengan cerdas dan mawas dengan manfaat serta risikonya.

"Karena tidak gampang meloncat ke ekonomi digital buat negara sebesar Indonesia. Contoh, sekarang ini transaksi digital masih terpusat di Pulau Jawa dan kota-kota besar, kemudian unbank dan underbank juga masih besar. Nah, untuk itu perlu terus dilakukan sosialisasi dan edukasi, termasuk hal-hal terkait perlindungan konsumen," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini