ABM Investama (ABMM) Rilis Global Bond US$200 Juta, Oversubscribed 1,25 Kali

Bisnis.com,01 Agt 2021, 11:01 WIB
Penulis: Farid Firdaus
Proses pengapalan batu bara dari conveyor belt ke kapan tongkang./abm-investama.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT ABM Investama Tbk. telah menuntaskan penawaran obligasi global (global bond) senilai US$200 juta. Hasil emisi akan digunakan untuk kebutuhan membayar kembali (refinancing) obligasi lama yang jatuh tempo Agustus 2022.

Berdasarkan sumber Bisnis, Minggu (1/8/2021), global bond US$200 juta memiliki jangka waktu 5 tahun dengan kupon final 9,875 persen. Penawaran surat utang ini meraih permintaan hingga US$250 juta dari investor atau oversubscribed 1,25 kali.

Global bond tersebut akan segera dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX) dalam waktu dekat.

Seiring penerbitan global bond baru, emiten dengan kode saham ABMM ini juga dalam proses penawaran tender (tender offer) atas obligasi lama perseroan kepada para pemegang obligasi.

ABMM menargetkan hasil tender offer tersebut akan setara US$191,51 juta. Penyelesaian awal atau settlement untuk transaksi tender offer ini adalah 9 Agustus 2021.

Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings telah memberikan peringkat B+ untuk penerbitan obligasi global terbaru ABMM.

ABM Investama berencana untuk menggunakan dana dari hasi penerbitan yang diusulkan untuk membayar satu-satunya global bond perseroan sebesar US$350 juta,” tulis tim analis Fitch dalam risetnya, Rabu (21/7/2021).

Peringkat ABM mencerminkan posisinya sebagai produsen batu bara terintegrasi. Bisnis kontraktor batu bara dan tambang batu bara, yang bersama-sama menyumbang lebih dari 65 persen EBITDA, mendapat manfaat dari sinergi dan diversifikasi bidang logistik dan tekniknya.

Fitch menilai, ABM akan mengalami pertumbuhan volume lebih lanjut setelah peningkatan yang kuat dalam bisnis kontraktor batu bara ABM pada tahun lalu, dipimpin oleh kontrak baru dan peningkatan produksi oleh pelanggan yang sudah ada setelah penurunan pada tahun 2020.

“Ini akan mendukung arus kas operasi dan sebagian mengimbangi penurunan dalam profitabilitas segmen pertambangan,” jelas Fitch.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Farid Firdaus
Terkini