Survei BPS: 20 Persen Responden Takut dan Tak Percaya Efek Vaksin Covid-19

Bisnis.com,02 Agt 2021, 12:26 WIB
Penulis: Maria Elena
Tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin COVD-19 kepada warga di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/7/2021). /ANTARA FOTO-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 20 persen masyarakat belum melakukan vaksin Covid-19.

Hal tersebut terungkap dalam Survei Perilaku Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19.

"Kalau ditanya alasan kenapa belum melakukan vaksin, sebanyak 20 persen khawatir akan efek samping dan tidak percaya dengan efektivitas vaksin," ungkap Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (2/8/2021).

Sementara itu, dari total yang belum, sebanyak 32,5 persen belum dapat melakukan vaksin karena faktor kesehatan, ibu hamil dan sarana serta akses yang sulit.

Kemudian, 21,25 persen responden mengaku sudah terjadwal tetapi belum waktunya. Sebanyak 26,3 persen masih mencari lokasi, sementara 15,8 persen tidak mau karena khawatir efek samping dan 4,2 persen tidak percaya efektivitas vaksin.

Lebih lanjut, survei ini juga menemukan bahwa kepatuhan responden terhadap protokol kesehatan secara umum sudah cukup baik.

Namun, beberapa perilaku responden dalam melaksanakan protokol kesehatan masih perlu mendapatkan perhatian, seperti kurang patuh dalam menghindari kerumunan (22 persen), cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer (25 persen), dan menjaga jarak minimal 2 meter (33 persen).

Margo mengatakan jika dibandingkan tingkat kepatuhan antara wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali, responden di wilayah Luar Jawa -Bali cenderung lebih kurang patuh dalam penerapan protokol kesehatan.

Masih cukup banyak responden di Luar Jawa-Bali yang belum patuh dalam menghindari kerumunan (31 persen), cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer (35 persen), dan menjaga jarak minimal 2 meter (44 persen).

#ingatpesanibu #sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hadijah Alaydrus
Terkini