NTP Kalteng Naik 0,63 Persen, Satu-satunya Alami Peningkatan di Kalimantan

Bisnis.com,02 Agt 2021, 18:02 WIB
Penulis: M. Mutawallie Sya’rawie
Petani menampih gabah. /ANTARA

Bisnis.com, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah (BPS Kalteng) mencatat nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 0,63 persen pada Juli 2021 atau sebesar 117,39 dibandingkan NTP bulan sebelumnya. 

Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro menyatakan peningkatan NTP ini didorong oleh kenaikan nilai tukar subsektor tanaman perkebunan rakyat (1,35 persen), subsektor peternakan (0,20 persen), dan subsektor perikanan (0,08 persen).  

“Peningkatan ini terjadi karena peningkatan indeks harga yang diterima petani (0,58 persen) dan penurunan indeks harga yang dibayar petani (0,05 persen),” dikutip dalam rilis BPS Kalteng, Kamis (1/7/2021).

Dia menambahkan, nilai tukar tertinggi berasal dari tanaman perkebunan rakyat, diikuti oleh peternakan, perikanan, hortikultura dan tanaman pangan sepanjang Juli 2021.

Selanjutnya, NTP gabungan dari lima subsektor pertanian di Kalteng pada Juli 2021 mencapai 117,39, atau lebih rendah 1,58 poin dibandingkan nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) di periode yang sama yang sebesar 118,97.

“Selisih antara NTP dan NTUP, mencerminkan tingkat reduksi terhadap nilai tukar, sebagai dampak dari naiknya tingkat harga kebutuhan konsumsi rumah tangga petani produsen, termasuk peternak dan nelayan,” jelasnya.

Secara spasial, Kalimantan Barat menjadi provinsi dengan nilai tukar tertinggi (baik NTP maupun NTUP), tetapi Kalteng merupakan satu-satunya provinsi yang mengalami peningkatan nilai tukar (NTP maupun NTUP).  

“Kalimantan Tengah merupakan wilayah dengan pertumbuhan nilai tukar tertinggi, baik NTP (0,63 persen) maupun NTUP (0,23 persen),” kata Eko.

Jika dirinci, NTP Kalimantan Barat turun sebesar 0,44 persen, NTP Kalimantan Timur  turun 0,13 persen dan NTP Kalimantan Selatan dan Kalimantara Utara masing-masing turun sebesar 0,16 persen pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya.

Adapun, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) terjadi penurunan sebesar 0,14 persen yang disebabkan oleh menurunnya beberapa indeks harga kelompok pengeluaran.

“Konsumsi Rumah Tangga Petani merupakan salah satu komponen nilai yang dibayar oleh petani,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ajijah
Terkini