Kredit Bank Permata (BNLI) Naik 16,6 Persen, Semester I/2021. Ini Segmen Penopangnya

Bisnis.com,02 Agt 2021, 09:49 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Nasabah melakukan transaksi perbankan melalui anjungan tunai mandiri Bank Permata di Jakarta, Rabu (12/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Dampak pandemi yang berkelanjutan terhadap pemulihan perekonomian domestik menjadi tantangan yang cukup signifikan bagi industri perbankan dalam mencapai target pertumbuhan aset.

Namun demikian, PT Bank Permata Tbk. (PermataBank) berhasil mencatatkan total aset yang bertumbuh sebesar 34,8% yoy menjadi sebesar Rp212,9 triliun. Pencapaian itu menempatkan PermataBank sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.

Penyaluran kredit tumbuh 16,6% yoy menjadi sebesar Rp120,8 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen wholesale banking sebesar 39,8% yoy yang antara lain dikontribusikan dari penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020. Pertumbuhan kredit Bank juga didukung oleh pertumbuhan KPR yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,7% yoy di segmen ritel.

Direktur Utama PermataBank Chalit Tayjasanant mengatakan meskipun keadaan perekonomian Indonesia belum kembali seperti pra-pandemi, namun kinerja PermataBank membuktikan bahwa dengan strategi bisnis yang dijalankan dan dukungan para nasabah, perseroan mampu mencetak hasil yang memuaskan di tengah tahun 2021.

Perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun inorganik, tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja PermataBank saat ini.

"Kami berharap dapat terus mendukung ekosistem perbankan Indonesia menuju ke arah yang lebih kuat," terangnya melalui siaran pers dikutip Senin (2/8/2021).

Sejalan dengan pertumbuhan aset, pendapatan operasional tercatat sebesar Rp4,9 triliun atau tumbuh sebesar 19,4% yoy dan laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 36,6% yoy.

Dalam hal pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, Bank Permata tetap menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih berlanjut yang secara tidak langsung menyebabkan potensi peningkatan risiko kredit inheren.

Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 menjadi masing-masing 3,3% dan 1,2%, dibandingkan dengan posisi Desember 2020 masing-masing sebesar 2,9% dan 1,0%, walaupun masih lebih baik dibandingkan posisi Juni 2020 masing masing sebesar 3,7% dan 1,8%.

Bank mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 41% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian rasio NPL coverage tetap terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 218%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 112%. Hal ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang selalu diterapkan oleh Bank Permata dalam mengelola risiko kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini