Sejumlah Pasar Saham Asia Dibuka Melemah Dipicu Meluasnya Varian Delta

Bisnis.com,03 Agt 2021, 09:57 WIB
Penulis: Newswire
Ilustrasi. Bursa saham China./ Qilai Shen- Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perdagangan saham di sejumlah bursa utama Asia Pasifik pada Selasa dibuka melemah, karena investor mengkhawatirkan semakin meluasnya virus varian Delta di sejumlah negara.

Indeks MSCI di pasar saham Asia Pasifik di luar Jepang tercatat turun 0,40 persen pada perdagangan awal. Indeks Nikkei di Bursa Saham Jepang, pada pembukaan perdagangan turun 0,85 persen, indeks blue chip China CSI300 turun 0,80 persen, dan indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,83 persen.

Sedangkan indeks acuan saham Australia, S&P/ASX200 turun 0,25 persen, setelah mencapai rekor pada Senin setelah Square Inc mengumumkan tawaran 29 miliar dolar Australia untuk perusahaan Afterpay Ltd.

Di Cina, penyebaran varian Delta dari pantai daratan ke kota-kota pedalamannya mendorong pihak berwenang untuk menerapkan langkah-langkah penanggulangan epidemi yang ketat untuk mengendalikan wabah.

“Jutaan (warga) telah merasakan lockdown di China setelah wabah terburuk sejak terjadinya krisis Covid-19, memberikan risiko pada rantai pasokan yang berdampak pada pada ekonomi global,” kata Elizabeth Tian, direktur solusi derivatif ekuitas Citigroup, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu, sebelumnya di bursa saham New York, pada perdagangan Senin (2/8), indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,28 persen, S&P 500 kehilangan 0,18 persen dan Nasdaq Composite bertambah 0,06 persen.

Acuan imbal hasil surat berharga berjangka waktu 10 tahun turun 5,5 basis poin menjadi 1,18 persen pada perdagangan sore, memperpanjang pola penurunan yang terjadi sejak musim semi.

Pada perdagangan di AS, harga minyak tercatat turun antara 3,3 persen dan 3,6 persen, yang menurut analis Commonwealth Bank adalah hasil dari merebaknya varian Delta.

Minyak mentah AS naik 0,31 persen menjadi US$71,46 per barel. Minyak mentah Brent naik 0,32 persen menjadi US$73,15 per barel, sedangkan harga emas di pasar spot lebih rendah yang diperdagangkan turun 0,1 persen menjadi US$1812,43 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini