Ada Beban di Muka pada Pos Aset Bank Capital (BACA) Rp5,04 Triliun. Apa Itu?

Bisnis.com,03 Agt 2021, 07:00 WIB
Penulis: M. Richard
Bank Capital/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Capital Indonesia Tbk. (BACA) diketahui mencatatkan beban di muka pada pos Aset Lain-Lain senilai Rp5,04 triliun pada Juni 2021.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Capital semester I/2021 yang dirilis pada Senin (2/8/2021), perseroan memaparkan memiliki pos beban dibayar di muka yang termasuk dalam aset lain-lain. Pos ini tercatat Rp5,05 triliun, tidak bergerak banyak dari akhir tahun lalu yang senilai Rp5,07 triliun.

Bisnis mencoba mengkonfirmasi kepada Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Aji mengenai penjelasan dari beban dibayar di muka pada bagian aset lain-lain. Namun, hingga berita ini diturunkan, Wahyu belum menjawab permintaan konfirmasi Bisnis.

Hanya saja, sebelumnya dia pernah menjelaskan dalam jawaban kepada BEI pada Mei 2021 bahwa pada 2020 perseroan melakukan transaksi asuransi penjaminan kredit yang menyebabkan adanya pembayaran premi asuransi sebesar Rp5,1 triliun untuk periode 12 tahun ke depan.

"Pembayaran premi ini kami catat sebagai beban dibayar di muka yang diklasifikasikan sebagai aset lain-lain," terangnya.

Asuransi penjaminan kredit dilakukan dengan PT Sinarmas Penjaminan Kredit dengan pembayaran dilakukan bertahap sebanyak lima kali. Penjaminan kredit dilakukan untuk mencegah meningkatnya NPL yang akan menurunkan kualitas aktiva produktif serta meningkatkan risiko kredit atas debitur-debitur yang sudah mulai menunjukan penurunan performa secara keuangan dan bisnis.

Selain asuransi, pada 2020 BACA juga melakukan transaksi cessie (penjualan piutang) yang diselesaikan dengan penyerahan tanah senilai Rp2,3 triliun. Tanah ini diklasifikasikan sebagai aset lain-lain karena tanah tersebut bukan ditujukan untuk operasi Bank dan akan dijual segera.

"Selain melakukan asuransi penjaminan kredit, Bank juga melakukan cessie [penjualan piutang] untuk debitur-debitur yang tidak termasuk dalam asuransi penjaminan kredit. Adapun debitur-debitur yang kami cessie adalah debitur-debitur yang memiliki potensi besar untuk menjadi NPL di masa yang akan datang," jelasnya.

Adapun, dari sisi kinerja berdasarkan laporan interim kredit perseroan tercatat senilai Rp4,2 triliun turun dari akhir tahun lalu yang senilai Rp6,37 triliun. Per tengah tahun ini, laba bersih perseroan tercatat hanya Rp11 miliar, turun dari periode sama tahun lalu Rp51,98 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini