Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan harga saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) hari ini mencetak sejarah baru yakni level tertinggi sepanjang masa di harga Rp1.005.
Berdasarkan data RTI, hingga penutupan perdagangan sesi I, Selasa (3/8/2021), saham BBYB terpantau meningkat sebesar 22,8% atau sebesar Rp185 mejadi Rp995. Bahkan, saham BBYB sedikit lagi akan menyentuh level ARA (auto reject atas) yakni batas kenaikan maksimal harga saham dalam satu hari yakni di level Rp1.010.
Sejak awal pembukaan perdagangan, BBYB sudah menguat ke harga Rp815, melanjutkan penguatan di hari sebelumnya yang ditutup di level Rp810.
Sepanjang sesi I hari ini, saham BBYB bergerak di kisaran harga Rp810-Rp1.005 dengan volume perdagangan 399,74 juta saham dan nilai sebesar Rp373,41 miliar. Saham BBYB diperdagangkan sebanyak 36.682 kali dengan nilai rata-rata Rp934,10.
Dalam sepekan terakhir, harga saham BBYB sudah meningkat sebanyak 85,98% dan melesat 146,29% dalam sebulan terakhir atau meroket 1.389,72% dibadingkan dengan harga terendahnya sejak melantai di bursa yakni level Rp66 pada 18 Agustus 2015 lalu.
Adapun, perdagangan saham BBYB paling banyak dilakukan oleh investor domestik dengan domestic sell 362,6 juta saham dan domestic buy 364,7 juta saham. Dengan performa tersebut, kapitalisasi pasar saham BBYB saat ini juga ikut melesat menjadi Rp7,46 triliun.
Sebagai informasi, Bank Neo Commerce merupakan salah satu bank kecil yang tengah fokus dalam pengembangan perbankan digital. Pekan lalu, perseroan mengumuman ringkasan Rancangan Pengambilalihan PT Bank Neo Commerce Tbk. oleh PT Akulaku Silvrr Indonesia. Akulaku akan mengambil alih dan menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Neo Commerce Tbk. yang diperkirakan akan dilakukan pada Oktober 2021.
Pngambilalihan ini sehubungan dengan kepemilikan Akulaku atas 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98% dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor di BBYB sebagai akibat dari pelaksanaan penawaran umum terbatas III (PUT III) yang mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar di BBYB. Serta, setelah Akulaku lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai pemegang saham pengendali BBYB.
Dalam ringkasan rancangan, manajemen perseroan menyampaikan Akulaku melihat adanya kebutuhan dan pentingnya dukungan teknologi pada sektor finansial, khususnya perbankan.
Alasan dan tujuan Akulaku melakukan pengambilalihan untuk memanfaatkan teknologi tinggi yang dimiliki oleh Akulaku untuk membantu BBYB dalam melakukan transformasi digital terhadap layanan perbankan dan membawa BBYB ke tingkat baru dengan teknologi canggih dan transparansi yang lebih baik. Sehingga BBYB dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, efisien dan kepada pelanggannya.
"Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat 2 POJK 41/2019, pengambilalihan saham bank dianggap mengakibatkan beralihnya pengendalian bank apabila kepemilikan saham menjadi yang terbesar pada bank. Setelah pelaksanaan PUT III, Akulaku merupakan pemegang saham sebesar 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98% dari jumlah modal saham yang ditempatkan dan disetor di BBYB yang mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar BBYB dan mengakibatkan beralihnya pengendalian atas BBYB," tulis manajemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel