Bisnis.com, JAKARTA—Persaingan untuk memperebutkan pengaruh global antara China dan negara-negara Barat termasuk, Amerika Serikat, kian menguat setidaknya sejak satu dekade terakhir.
Persaingan itu tidak saja meliputi sektor ekonomi terutama perdagangan, akan tetapi mulai masuk ke dunia propaganda yang kian terlihat. Fenomena itu dimungkinkan akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi seperti media sosial dengan berbagai platform aplikatifnya.
Hanya saja, upaya untuk memperebutkan pengaruh itu tidak terlepas dari cara-cara tidak beretika seperti dengan menghadirkan akun palsu. Hal itu dibuktikan oleh sebuah penelitian terkait munculnya lebih dari 350 profil media sosial palsu yang mendorong narasi pro-China.