Kinerja KPR Moncer Hingga Mei 2021, Bagaimana Potensi Pertumbuhan Semester II?

Bisnis.com,05 Agt 2021, 08:47 WIB
Penulis: M. Richard
Warga melintas di proyek pembangunan rumah bersubsidi di Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Rabu (27/5/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) diperkirakan masih akan bertahan hingga akhir tahun, meski akan ada dampak perlambatan pada periode PPKM.

Berdasarkan data Bank Indonesia, realisasi pertumbuhan kredit pemilikan rumah naik 6,2% secara tahunan pada Mei 2021, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan pada periode April sebesar 5,5%.

Hal ini pun masih diikuti oleh kredit sektor konstruksi properti yang tetap naik 4,2% secara tahunan, kendati pertumbuhannya melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,1%.

Sementara itu, kredit real estate mulai terkontraksi tipis 0,4% secara tahunan, setelah bulan sebelumnya masih mampu naik tipis 0,2%.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan pelaku industri perbankan mampu mendorong kinerja KPR cukup baik selama paruh pertama tahun ini.

Hal ini disebabkan oleh mobilitas yang longgar, serta berbagai insentif fiskal dari pemerintah. Lagipula, perbankan mencoba mengakselerasi kinerja produk konsumer ini seiring dengan kuatnya modal dan likuiditas perbankan.

Kendati demikian, Bhima memperkirakan kinerja paruh kedua tetap akan mengalami tantangan khususnya penerapan PPKM darurat dan PPKM level 4. Hal ini akan membuat banyak rencana pembelian properti rumah tinggal terhambat, terlebih debitur tetap membutuhkan survei fisik sebelum akad.

"Tapi kalau potensi tetap akan baik. Bagaimana pun ini adalah kebutuhan pokok yang akan selalu menjadi kebutuhan. KPR akan kembali terakselerasi lagi pada kuartal keempat seiring dengan terkelolanya pandemi," jelasnya.

Lebih lanjut, Bhima menjelaskan segmen kelas menengah adalah adalah pendorong KPR tahun ini. Segmen ini memiliki pendapatan dan tabungan yang cukup kuat selama masa pandemi dan memiliki kebutuhan rumah tinggal yang paling kuat.

Sementara itu, kelas atas masih akan wait and see karena banyak properti untuk investasi yang belum terisi, bahkan harganya terus menurun.

Senada, kelas bawah pun masih belum akan menjadi perhatian utama perbankan karena pendapatan mereka terpangkas cukup dalam. Namun, program KPR murah pemerintah dapat tetap menjadi kunci peningkatan segmen ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ropesta Sitorus
Terkini